Dubes Peter Gontha, “Ditarik” ke Indonesia Jadi Panitia IMF Meeting

Dubes Peter Gontha, “Ditarik” ke Indonesia Jadi Panitia IMF Meeting

Jelang Annual Meeting IMF (International Monetary Fund)-World Bank Group 2018 di Bali, ramai dibicarakan pengeluaran dana yang disebut oleh sejumlah pihak membengkak.

Di media sosial dibahas, penyelenggaraan kegiatan yang digelar pada 8-14 Oktober 2018 itu disebut menghabiskan biaya sangat besar.

Tak tanggung-tanggung, biaya yang dikeluarkan mencapai ratusan miliar. Pasalnya, pemerintah menyiapkan berbagai fasilitas untuk tamu-tamu dari berbagai negara yang akan hadir dalam pertemuan itu. Mulai dari bandara, hotel, hingga tempat pertemuan para peserta.

Pertemuan IMF-World Bank disebut menghabiskan anggaran sekitar Rp 855,5 miliar atau setara US$ 57 juta.

“Ternyata, sampai saat ini hanya terpakai $37.7 juta dollar,” ujar Peter F Gontha, seakan mengklarifikasi informasi yang simpang siur itu, lewat statusnya di medsos FB.

Mantan presenter Impact ini menjelaskan, nilai yang dikeluarkan tak harus dilihat sebagai angka fantastis. Namun, sebaiknya diperhitungkan dampak positif yang didapatkan, karena Peter meyakini Indonesia dengan angka itu semua dapat dipertanggung jawabkan.

Seperti diketahui, acara International Monetary Fund (IMF)-World Bank Annual Meeetings 2018, Indonesia akan mempresentasikan pencapaian Indonesia dalam reformasi dan demokrasi, hingga kemajuan ekonomi nasional pasca krisis hebat di 1997-1998.

Rangkaian pertemuan lMF-WB 2018 itu, memiliki makna yang sangat strategis dan prestisius. Indonesia akan menjadi pusat perhatian dunia, karena pentingnya kesepakatan yang dihasilkan, serta kehadiran para pelaku utama sektor keuangan dan ekonomi global.

Baca juga :  Gelar Rakor Koordinasi di Sulsel, Mendagri Minta Pemda Cairakan Dana Pilkada

Peter memaparkan, bahwa $37.7 juta hanyalah sebesar 14 sen $ per capita. Sebagai salah satu negara yang termasuk 15 ekonomi terbesar di dunia, bahkan secara PPP, paritas daya beli di atas Perancis, yang nota besar 7 di dunia, angka ini sangat kecil.

“Berlangsungnya perhelatan IMF-World Bank yang ke 72 ini, sukses akan membawa nama Indonesia ke dalam kategori negara yang berhasil,” masih menurut Duta Besar Indonesia di Polandia yang saat ini sudah kembali ke Jakarta.

Peter menjelaskan, estimasi peserta luar negeri yang hadir sebanyak 18.000 orang. Dan, dalam negeri 13.000 orang selama seminggu, diperkirakan akan menberi kontribusi sebesar $50 – $ 60juta juta pada peningkatan PDB Bali yang sudah berada di 5.9% menjadi 6.5%. diatas rata rata Indonesia yang adalah 5.4%.

Annual meeting IMF menjadi ajang promosi Indonesia di hadapan 15 ribu-17 ribu peserta. Indonesia, bukan hanya jadi host tapi juga di dalam memaparkan kemajuan pembangunan dan aspek pariwisata.

“Belum lagi kontrak dan peluang lain yang akan diciptakan,” ujar Peter menyebut beberapa institusi hadirnya MDB’s (Multilateral Development Banks), seperti European Investment Bank, World Bank, Asian Development Bank, juga Inter-American Development Bank.

Akan ada juga European Bank for Reconstruction and Development – African Development Bank, Asian Infrastructure Investment Bank, serta Islamic Development.

“Itu membawa dampak yang begitu besar. Uang yang dibelanjakan juga akan diserap oleh ekonomi kita sendiri,” tutur Peter Gontha, memberi contoh pertemuan “Singapura 2006”, pertemuan IMF-Bank Dunia selama seminggu adalah acara global terbesar yang pernah diselenggarakan Singapura pada waktu itu.

Baca juga :  Ford Investasi 11,4 miliar US Dolar Untuk Mobil Listrik dan Baterai Lithium?

Kala itu, pria kelahiran 4 Mei 1948 ini mengingatkan, diperkirakan bahwa pertemuan tersebut, menghasilkan pendapatan setidaknya S$ 170 juta untuk Singapura dalam bentuk kontrak, peluang bisnis, pariwisata dan penerimaan ritel, maupun pengeluaran oleh lembaga keuangan.

Masih dalam paparan Peter Gontha, bangsa Indonesia harus bisa mencapai dengan sukses walau menghadapi tantangan tantangan berat, semisal, kudeta 1965, bencana Lombok, bencana Palu Donggala, hingga tsunami Aceh dan krisis Keuangan 1998, dan 2008.

“Tapi, karena kerja sama dan ketahanan bangsa, kita selalu kita mengatasi semuanya,” ujar Peter Gontha dengan optimis. “Bangsa kita, adalah justru bangsa besar. Yang selalu bersatu menghadapi tantangan-tantangan besar,” demikian penggagas Java Jazz ini memaparkan.

Peter Gontha lewat akun medsosnya seakan memberi pencerahan dan mengajak kita semua untuk menyebarkan energi positip. “Saya mengerti, kalau selalu ada orang yang kritis, kita memerlukan mereka juga,” ujarnya.

Hanya saja, ia mengingatkan, supaya ada cek and balance. “Marilah kita bersama membuktikan dengan data yang akurat dan objektip,” ujar Peter Gontha yang mengaku kini juga menjadi panitia penyelenggaraan kegiatan IMF-World Bank di Bali.

“Republik kita menghadapi tantangan yang teramat berat. Begitu banyak pekerjaan dan tantangan yang dihadapi dan harus diselesaikan dengan baik pada saat yang bersamaan, kalau tidak nama kita akan tercoreng. Saya bangga dan cinta negara Indonesia,” tegasnya.

Baca juga :  SkorLife Sukses Kumpulkan Pendanaan Tahap Awal US$4 Juta untuk Membangun Layanan Credit Builder di Indonesia

Pria yang kerap memberi analisa ekonomi dan suka memposting “kaus kaki indah” ini memang kerap menjadi motivator di medsos, termasuk ketika ia bekerja untuk Indonesia selaku duta besar atau pejabat diplomatik.

Kutipan yang menarik seperti ini, “Jadilah refleksi dari apa yang kita akan terima, apabila Anda ingin cinta kasih. Berikanlah cinta kasih, bila anda ingin kebenaran, janganlah berdusta, kalau Anda ingin dihargai. Hargailah orang lain, apa yang anda berikan akan kembali kepada Anda.”

Endingnya, “Semoga hari ini menjadi hari yang baik untuk anda, hari yang berenergi positip, dan hari yang Indah.”

baca juga: majalah MATRA edisi terbaru — klik ini

Tinggalkan Balasan