MATRANEWS.id — “Saya datang sebagai profesional, bukan orang partai. Jadi, tidak ada titip-titipan,” demikian Menteri Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN) ini siap berhadapan dengan politisi dan pemburu rente.
Erick Thohir, pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 itu mengaku, sedang mengevaluasi kinerja jajaran Kementerian BUMN secara menyeluruh, termasuk manajemen perusahaan pelat merah.
Juga dirinya, sedang mengkaji ulang perkembangan proyek-proyek besar di bawah Kementerian BUMN.
“Beri saya waktu untuk belajar,” ujar pria yang sempat masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia peringkat ke 37 versi majalah Forbes tahun 2014. Kekayaannya mencapai Rp 20 triliun.
“Selama tiga bulan ke depan, saya jangan diundang acara seremoni-seremoni. Saya tidak akan datang,” tegas Erick Thohir bahwa selama tiga bulan ini, tidak ada acara seremoni, kalau toh ada dirinya menegaskan tidak akan hadir.
Menteri Erick mengedepankan profesionalisme dengan Key Performance Indicator (KPI) yang jelas dalam pengelolaan BUMN ke depan.
” Harus jelas KPI. Harus dicapai, kalau rugi memang sudah diketahui akan rugi sebagai fungsi BUMN. Ingat kita disorot masyarakat sebagai agent of change,” tutur pendiri Mahaka Group ini.
Mahaka Group pertama kali dikenal dengan media Republika. Kemudian, Erick lanjut membangun berbagai media lain mulai dari televisi seperti Jak TV, hingga radio seperti Gen FM, Hot FM, dan Jak FM, Prambors FM, Delta FM, dan FeMale Radio.
Tidak hanya itu, Erick Thohir diketahui pernah membesarkan TV One dan Viva bersama Anindya Bakrie.
Dalam pesannya, sang menteri terbuka dengan jajaran seluruh BUMN. Bahkan, diharap mereka semua bisa berkomunikasi dengan dirinya, berkaitan dengan BUMN.
Suami Elizabeth Tjandra menyuruh SesmenBUMN untuk mensosialiasikan nomor hape dirinya, termasuk whatsapps, telegram dirinya. “Pesan saya, tidak menjelekkan pejabat terdahulu, tidak menjelekkan sesama direksi,” ujarnya.
“Ingat tidak ada manusia yang sempurna, tidak menjelekkan BUMN lainnya, jangan wa complaint melulu, beri solusi,” tutur Erick Tohir.
Siap dicopot Presiden jika dianggap gagal membenahi BUMN, “Saya tidak akan mengganggu waktu Sabtu dan Minggu. Itu untuk keluarga, kecuali ada yang urgent sehingga harus dipanggil bertemu saya.”
“Selama tiga bulan ke depan, saya jangan diundang acara seremoni-seremoni. Saya tidak akan datang,” tegas Erick Thohir
baca juga: majalah Matra edisi cetak — klik ini