MATRANEWS.ID – Dalam sebuah film, kisah bukan hanya diwakili oleh para aktor, tetapi juga oleh energi tim yang bekerja di balik layar.
Tulang Belulang Tulang, karya terbaru dari sutradara Sammaria Sari Simanjuntak, adalah wujud nyata semangat kekeluargaan yang tak hanya terpancar dari alur cerita, tetapi juga dari mereka yang terlibat dalam produksi.
Dalam setiap sudutnya, terlihat bagaimana sinergi yang erat antara budaya Batak dan nilai-nilai keluarga membuat film ini istimewa.
Disajikan dengan latar belakang budaya Batak yang kaya, Tulang Belulang Tulang menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar hiburan.
Ia mengajak penonton untuk merenungi makna harga diri, kehormatan keluarga, dan bagaimana semua itu bisa diuji dalam situasi yang paling tak terduga.
Kisahnya yang berpusat pada upacara Mangokal Holi—pemindahan tulang leluhur yang sakral bagi suku Batak—membawa kita menyusuri keindahan Danau Toba yang menawan dan lika-liku kehidupan yang tak terduga.
Namun, film ini tak melulu serius. Kombinasi drama dan humor dalam perjalanan pencarian tulang belulang ini menghadirkan berbagai momen emosional yang mengundang tawa sekaligus rasa haru.
Mulai dari kejar-kejaran di jalan berliku hingga bertemu dengan rintangan tak terduga di hutan, Tulang Belulang Tulang berhasil menghidupkan kembali dinamika antar generasi dalam keluarga dengan cara yang segar dan menghibur.
Yang tak kalah menarik, Tulang Belulang Tulang juga menjadi sorotan karena melibatkan banyak sineas perempuan berdarah Batak dalam produksinya.
Kehadiran para sineas perempuan ini—mulai dari sutradara hingga kru penting lainnya—menjadi bukti bahwa dunia perfilman Indonesia semakin inklusif dan memberi ruang bagi semua talenta untuk bersinar.
Bagi Sammaria Sari Simanjuntak, film ini bukan hanya tentang cerita keluarga yang berusaha mempertahankan kehormatan, tetapi juga sebuah perjalanan batin.
Seperti perjalanan di sekitar Danau Toba yang indah namun penuh tantangan, demikian pula keluarga ini berjuang menemukan kembali apa arti sesungguhnya dari kehormatan dan harga diri.
Tayangan perdana Tulang Belulang Tulang di bioskop pada 26 September 2024 diharapkan mampu membawa angin segar bagi perfilman Indonesia.
Sebagai karya yang terlahir dari program Indonesiana Film 2021 yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek, film ini adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi pemerintah dan sineas lokal dapat menghasilkan karya yang berkualitas.
“Ini adalah momentum penting bagi ekosistem film Indonesia,” ujar Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek.
Dengan cerita yang penuh warna dan latar belakang yang indah, Tulang Belulang Tulang bukan sekadar tontonan, tetapi juga cerminan perjalanan kita semua dalam mencari arti keluarga, harga diri, dan cinta.
Film ini adalah perayaan keindahan budaya Indonesia, sekaligus pengingat bahwa keluarga, dalam segala bentuk dan situasinya, adalah sesuatu yang selalu layak diperjuangkan.
Jangan lewatkan kisah penuh tawa, air mata, dan kehangatan keluarga Batak ini di bioskop mulai 26 September 2024.