Infeksi SARS-CoV-2 Pada Anak

MATRANEWS.id —  Tahun 2021 dibuka dengan publikasi penelitian cohort yang sangat menarik di jurnal Pediatrics.

Data publikasi-publikasi penelitian sebelumnya melaporkan bahwa hanya sedikit anak yang terinfeksi SARS-CoV-2, sehingga seringkali memunculkan asumsi bahwa anak lebih sulit tertular daripada dewasa dan dengan demikian, lebih sulit atau bahkan tidak dapat menularkan ke orang lain.
Penelitian Laws dan rekan ini membuktikan sebaliknya.
Gabungan peneliti dari CDC dan ahli dari 2 negara bagian di Amerika mengamati kontak erat dalam rumah tangga kasus terinfeksi SARS-CoV-2.
Kontak erat diikuti dengan mengkombinasikan riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan RT-PCR SARS-CoV-2 dan antibodi untuk menggambarkan pola penularan SARS-CoV-2 pada anak dan dewasa.
Peneliti mencatat semua parameter gejala pada anak, dan menyusun data bagaimana anak tertular dan menularkan.
Hasilnya sangat jelas dan detil. Berlawanan dengan asumsi selama ini, penelitian tersebut menunjukkan bahwa ternyata anak memiliki potensi tertular yang hampir sama dengan dewasa.
Meskipun anak-anak yang tertular SARS-CoV-2 bergejala lebih ringan dibanding dewasa, ternyata mereka dapat menularkan, baik ke dewasa atau ke sesama anak.
Dan gejala demam, yang selama ini diasumsikan merupakan gejala tersering, rupanya tidak selalu didapatkan pada anak yang terinfeksi.
Penelitian tersebut mungkin dapat menjelaskan kondisi di Indonesia.
Selama ini anak selalu diremehkan, dianggap sulit tertular dan tidak menularkan karena publikasi-publikasi penelitian awal yang menunjukkan bahwa penularan kasus COVID-19 pada anak sangat sedikit.
Sedikitnya kasus tersebut mungkin terjadi karena:
1). paparan SARS-CoV-2 pada anak lebih rendah (penelitian sebelumnya dilakukan di negara maju dengan jumlah kasus di masyarakat yang lebih terkendali dan upaya pencegahan penularan pada anak yang lebih baik) atau
2). karena pemeriksaan (testing) pada anak yang umumnya hanya bergejala ringan atau tanpa gejala lebih jarang dilakukan.
Banyaknya temuan kasus anak dan kluster sekolah/ponpes di Indonesia sejalan dengan hal tersebut.
Saat penularan wabah di masyarakat belum terkendali seperti di Indonesia, maka anak lebih banyak atau sering terpapar orang-orang terinfeksi SARS-CoV-2 yang bergejala ringan atau tanpa gejala yang ada di keluarga atau komunitas.
Anak yang terinfeksi umumnya hanya bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala, sehingga anak dapat beraktivitas atau bersekolah, sangat mungkin lolos dari skrining temperatur.
Dan saat di sekolah atau di rumah, anak tersebut kemudian menularkan kepada anak-anak lain, atau anggota keluarga.
Penelitian ini tidak memiliki besar sampel yang banyak, namun sangat melengkapi penelitian-penelitian lain (seperti dalam kepustakaan di bawah), yang membuktikan bahwa anak dapat tertular dan menularkan SARS-CoV-2.
Kepustakaan:

Baggio S, L’Huillier AG, Yerly S, et al. SARS-CoV-2 viral load in the upper respiratory tract of children and adults with early acute COVID-19. Clin Infect Dis. Heald-Sargent T, Muller WJ, Zheng X, Rippe J, Patel AB, Kociolek LK. Age-related differences in nasopharyngeal severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) levels in patients with mild to moderate coronavirus disease 2019 (COVID-19). JAMA Pediatr. 2020; 174(9):902–903 Laws RL, Chancey RJ, Rabold EM, et al. Symptoms and Transmission of SARS-CoV-2 Among Children — Utah and Wisconsin, March–May 2020. Pediatrics. 2021;147(1):e2020027268  Mannheim J, Gretsch S, Layden JE, Fricchione MJ. Characteristics of hospitalized pediatric COVID-19 cases – Chicago, Illinois, March – April 2020. J Pediatric Infect Dis Soc. Park YJ, Choe YJ, Park O, et al. (2020). Contact tracing during coronavirus disease outbreak, South Korea, 2020. Emerg Infect Dis. 26(10): 2465–2468 Yonker LM, Neilan AM, Bartsch Y, et al. Pediatric Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2): clinical presentation, infectivity, and immune responses. J Pediatr. 2020;S0022-3476(20): 31023–31024.

Tinggalkan Balasan