IPW: “Teroris Mempermalukan Kapolri Idam Azis.”

IPW: “Teroris Mempermalukan Kapolri Idam Azis.”
Neta Pane : “Dalam memilih Kabareskrim saja, Idham Azid masih tergolong lelet.”

Neta S Pane Ketua Presidium Ind Police Watch langsung mengomentari kasus serangan teror bom bunuh diri di Polrestabes Medan.

“Ini, kasus serangan teror bom pertama di era kedua kepemimpinan Jokowi sebagai presiden,” ujar Neta yang mengingatkan bahwa sebelumnya ada serangan teror penikaman terhadap Menko Polhukam Wiranto yang pelakunya juga berasal dari Medan.

Dua kasus serangan teroris ini,  masih menurut Neta, terutama kasus serangan bom di Polrestabes Medan menunjukkan bahwa:  Sel-sel terorisme masih hidup subur di Indonesia.

“Bisa dinilai ini, sebagai upaya kalangan teroris untuk mempermalukan Kapolri Idam Azis, yang merupakan tokoh penting dalam Densus 88,” analisa Neta Pane.

Di tengah Densus 88 sudah terus-menerus melakukan penangkapan dan pembersihan ke sarang terorisme.

Akan tetapi, Ind Police Watch (IPW) menilai, adanya serangan bom di Polresta Medan menjadi indikator, deteksi dini masih lemah. “Baik deteksi dini dari jajaran densus 88 maupun dari intelijen kepolisian maupun Bareskrim,” jelas Neta.

Sebagai pengamat kepolisian, Neta berpendapat, Kapolri yang belum menentukan KaBareskrim yang baru. Artinya “Dalam memilih Kabareskrim saja, Idham Azid masih tergolong lelet.”

Berupaya membangdinkan dengan Kapolri sebelumnya, Neta menilai kemarin deteksi dan antisipasi dini terhadap serangan terorisme berjalan baik.

Di sepanjang era kampanye dan pilpres 2019, Polri sudah melakukan pagar betis dan pembersihan terhadap kantong kantong terorisme.

Baca juga :  S.S Budi Rahardjo MM Para Pemimpin Itu Lahir Dari Kegigihannya Membangun Meaning

Pertanyaannya kemudian, “Kenapa saat Idam baru menjabat sebagai Kapolri, Polri bisa kebobolan?”  Neta mendesak, Kabareskrim perlu ditentukan segera.

Bagaimana Polri bisa mencermati dan mendeteksi manuver jajaran terorisme, jika Polri sendiri tidak terkonsolidasi dgn mengambangnya posisi Kabareskrim.

“Yang ada, justru muncul manuver-manuver negatif di internal kepolisian. Ini membuat jajaran kepolisian menjadi bingung untuk bersikap di tengah maraknya serangan terorisme,” Neta memaparkan dengan gamblang.

www.majalahmatra.com

Tinggalkan Balasan