Kartini Dalam Catatan Ketua KPK RI H Firli Bahuri

Saya Memanfaatkan Energy Saya Yang Tersisa

Kartini Dalam Catatan Ketua KPK RI H Firli Bahuri

MATRANEWS.id — Di hari Kartini, Saya buat Tulisan singkat untuk memaknai hari Kartini tanggal 21 April 2023. Saya memanfaatkan energy saya yang tersisa.

Energy dan passion saya untuk bangsa dan negeri ini.

Baru sekali ini saya membuat tulisan yang mengaitkan Kartini dengan Pemberantasan korupsi.

Premis yang saya bangun bukan sekadar isu emansipasi, tapi juga pendidikan anak-anak di dalam rumah untuk hal-hal baik, penamaman nilai anti korupsi.

Harapan saya bahwa suatu waktu korupsi itu adalah hal sesuatu masa lalu dan kita hidup dalam budaya dunia yang bebas dari korupsi.

Kartini bukan hanya pejuang emansipasi tetapi beliau juga sejak dini penyemai benih antikorupsi. Salam antikorupsi.

****

Ketua Komisi Pemberantasan Republik Indonesia (KPK RI)

H. Firli Bahuri

                                                                                           ****

Sosok Religius R.A Kartini yang Sangat Membenci Korupsi, Senantiasa Beresonansi Menciptakan Gelombang Besar Semangat ANTIKORUPSI, dalam Denyut Nadi dan Jantung Kartini Zaman Now”

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu
Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, salam kebajikan.

Hari Kartini yang kita peringati dalam suasana bulan suci Ramadhan pada tahun ini, tentunya lebih memberikan arti tentang sosok religi seorang R.A Kartini, yang sejatinya senantiasa menjadi suri tauladan baik bagi hidup kehidupan segenap anak bangsa di republik ini.

Tidak dapat dipungkiri, R.A Kartini adalah salah satu tokoh penting dalam dinamika kehidupan intelektual pada masa itu.

Beliau adalah simbol kebangkitan dan emansipasi wanita Indonesia dari belenggu tradisi paternalistis, dimana pandangan beliau juga mampu membuka lebar sempitnya sudut pandang masyarakat terhadap agama kala itu.

Sebagai perempuan yang lahir dan besar di keluarga Islam yang taat, Kartini ternyata memiliki pemikiran yang sangat jernih mengenai agama islam yang dianutnya.

Hal ini dapat kita lihat dari guratan R.A Kartini, yang dituliskan kepada sahabat penanya Estella Zeehandelar, di Belanda, dimana Kartini muda menceritakan keresahan hatinya terkait kurang tepatnya penafsiran agama dalam kehidupan masyarakat pada zamannya.

“Disini orang diajari membaca Quran, tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Samalah halnya seperti engkau mengajar saya membaca buku bahasa Inggris dan saya harus hafal seluruhnya, tanpa kamu terangkan arti kata sepatah pun dalam buku itu kepada saya,” tulis R.A Kartini dalam lembaran surat yang diterima sahabatnya Estella Zeehandelar.

Pemikiran R.A Kartini ini sejatinya sejalan dengan pandangan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI), jika di persepsikan pada sisi upaya pemberantasan korupsi yang telah berurat akar di negeri ini.

Masih banyak yang memandang keberhasilan pemberantasan korupsi, dapat dilihat dari intensitas atau tingginya volume tertangkapnya tersangka pelaku tindak pidana korupsi oleh KPK.

Sejatinya, pengentasan korupsi tidak hanya mengedepankan penindakan semata, tetapi juga pencegahan korupsi dan pendidikan antikorupsi.

Baca juga :  Kegiatan Mesut Ozil Selama di Jakarta, Bersama Anies Baswedan?

Membangun orkestrasi pemberantasan korupsi dimana seluruh eksponen bangsa termasuk kartini-kartini muda zaman now, merupakan langkah efektif dan komperehensif sebagai cara efektif untuk pemberantasan korupsi.

Strategi pemberantasan korupsi yang mendasar, sistemik, dan holistik serta terintegrasi, adalah cara yang efektif dalam menangani korupsi di republik ini.

Menauladani R.A Kartini, KPK memiliki pandangan bahwasanya pemberantasan korupsi memerlukan rasionalitas, kalkulatif, terukur secara matematis, sehingga dapat dijelaskan berdasarkan kerangka teoritis dan aplikasi teknis.

Dengan kata lain, upaya penanganan korupsi adalah sesuatu yang sifatnya nyata, bukan utopia apalagi hanya mengejar sensasi semata.

Tidak dapat dinafikan bahwasanya tak tertutup kemungkinan terdapat kekeliruan terkait beberapa konsepsi pemberantasan korupsi di masa lalu, yang dimasa kini telah menjadi persepsi publik, salah satunya penindakan yang dipahami sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi.

Jika perjuangan R.A Kartini dalam mengentaskan budaya dan tradisi paternalistis memerlukan dukungan seluruh elemen bangsa di negara ini, KPK juga mendambakan orkestrasi menyeluruh untuk menyelaraskan syair dan simfoni pemberantasan korupsi, agar efektif, tepat, cepat, terukur dan efisien untuk mencabut jantung hingga akar korupsi dari NKRI.

Sekali lagi KPK sangat berharap dukungan dari masyarakat sipil, media massa dan media sosial agar tidak hanya membantu tetapi mengambil bagian di dalam orkestra ini. Saya yakin, semakin banyak yang terlibat tentu semakin indah dan dahsyat melodi yang telantun dalam orkestra pemberantasan korupsi.

Kembali ke R.A Kartini, meski terlahir dari rahim bangsawan dengan budaya patriarki yang mendarah daging di tanah air kala itu, Kartini mampu menunjukkan bahwasanya kodrat wanita tidak dapat dikerdilkan.

Kecerdasan, gagasan, pemikiran serta ide-ide besar Kartini bagi kemajuan bangsa dan negara lah yang mampu membuka mata bangsa Indonesia zaman dulu bahwasanya Hawa tercipta bukan sekedar untuk menemani Sang Adam.

Dengan sentuhan feminisme seorang wanita, ide, gagasan dan pandangan kaum hawa, tak jarang dapat memecahkan kebuntuan sebuah problemantika pelik, sehingga muncul keputusan yang rasional untuk dijadikan sebuah kebijakan.

Perlu dicatat, sosok R.A Kartini yang kita kenal sebagai pahlawan nasional sekaligus tokoh emansipasi perempuan Indonesia, ternyata memiliki perhatian khusus terhadap persoalan korupsi yang terjadi pada zamannya.

Kegelisahan akan bahaya korupsi yang perlahan mulai dianggap budaya oleh anak bangsa, jelas terlihat dari guratan pena dalam surat yang R.A Kartini kirim kepada Estella Zeehandelar, sahabat penanya di Belanda. Dalam lembaran kertas itulah, tersirat betapa bencinya R.A Kartini hingga mengutuk praktik korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara ketika itu.

“Kejahatan yang memang ada atau lebih baik yang merajalela ialah hal menerima hadiah yang saya anggap sama jahat dan hinanya dengan merampas barang-barang milik rakyat kecil,” ungkap Kartini kepada Estella Zeehandelar.

Wajar dan memang sangat beralasan jika Kartini kala itu, sangat gelisah melihat semakin menjamurnya korupsi di tanah air, mengingat kejahatan kemanusiaan ini bukan sekedar merugikan keuangan atau perekonomian negara semata.

Baca juga :  Mengenal Identitas Digital untuk Perlindungan Data Pribadi

Korupsi dapat merusak akal sehat, jiwa dan mental pelakunya, mudah menular serta memapar orang-orang yang minim integritas, defisit moral dan akhlak, hingga pada akhirnya dapat merusak bahkan menggagalkan tujuan bernegara suatu bangsa.

Melihat fakta ini, jelas wanita yang memiliki watak serta kepribadian seperti R.A Kartini, memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk, menentukan arah, tujuan dan masa depan bangsa, mengingat dari rahim mereka lah, akan lahir calon-calon generasi penerus serta pemimpin ANTIKORUPSI di negeri ini.

Bukan sekedar melahirkan atau memenuhi kebutuhan jasmani anak-anaknya, wanita yang memiliki ruh Kartini tentunya akan senantiasa mengisi rohani buah hatinya, dengan nilai-nilai ketuhanan, agama, moral, etika, kesederhanaan dan kejujuran dalam proses ‘asah asih dan asuh’ sang buah hati.

Hanya memberi namun tak pernah berharap kembali, kasih sayang tulus ibu yang tak terhingga sepanjang masa inilah, menjadi pondasi awal pembentukan kepribadian, integritas dan karakter kuat anak-anak bangsa di republik ini, agar menjadi generasi penerus ANTIKORUPSI.

Masa depan suatu bangsa, sebagian besar terletak pada kaum perempuan, karena peran ibu sangat penting dalam mendidik dan membentuk karakter seorang anak menjadi kuat, disiplin, jujur serta ber-ahlak mulia, yang ke depan akan menjadi pemimpin bangsa.

Dalam ajaran Islam, Baginda Rasulullah SAW memiliki pandangan bahwasanya wanita adalah sosok dibalik hebat suatu bangsa di didunia. Sabdah Rasulullah: fainnal jannata tahta rijliha yang artinya “Berbaktilah kepada ibu karena surga itu di bawah kakinya.”

Seiring perjalanan zaman, Hadis Nabi Besar Muhammad SAW ini telah menjadi peribahasa yang mengandung arti bahwasanya masa depan seorang anak, generasi masa depan bangsa, ditentukan oleh langkah kaki ibu, kaum wanita.

Andil besar kaum hawa bagi kemajuan suatu bangsa dan negara, juga banyak dimuat serta di ajarkan oleh seluruh agama dan aliran kepercayaan yang diakui oleh umat manusia di dunia.

Melihat hebatnya R.A Kartini, catatan kelam sejarah hingga kondisi beberapa negara karena korupsi dan andil serta peran nyata kaum hawa bagi peradaban bangsa, jelas KPK membutuhkan sumbangsih wanita, dalam segenap upaya pemberantasan korupsi yang telah berurat akar di republik ini.

Syukur Alhamdulillah, tidak sedikit wanita ANTIKORUPSI yang berani memilih menantang perilaku koruptif serta kejahatan korupsi, meski teman, sahabat, bahkan saudara atau anggota keluarganya sendiri, terlibat dalam kejahatan kemanusiaan ini.

Banyak kaum hawa yang ingin terlibat dalam upaya pemberantasan korupsi bersama KPK besama eksponen-eksponen bangsa ANTIKORUPSI, yang dapat dilihat dari semakin tingginya animo Kartini-kartini tanah air sebagai agen pembangun budaya Anti Korupsi.

Baca juga :  Ragam Pose Sophia Latjuba Mengenakan Bikini, Perempuan Usia 50 Tahun

Berbagai latar belakang mulai dari ibu rumah tangga, pedagang, guru, abdi negara, wanita karir di pemerintahan atau swasta, hingga istri-istri pejabat negara, kami ajak dalam program PAKU INTEGRITAS yang KPK laksanakan sejak tahun lalu menyasar ke 10 Kementerian Lembaga dan Tahun 2022 ini kepada 20 Kementerian Lembaga, dengan melibatkan para istri pejabat Kementerian Lembaga tersebut.

Program PAKU INTEGRITAS yang merupakan salah satu program unggulan KPK juga akan dilanjutkan di tahun 2023 dengan melibatkan 6 Kementerian Lembaga, 36 penjabat gubernur, bupati dan walikota. Program paku integritas yang menitiberatkan pada Peningkatan nilai nilai integritas kepada Penyelenggara Negara akan dimulai pada bulan Mei 2023.

Tidak hanya sebatas itu, KPK juga akan melibatkan para istri Gubernur, PLT Kepala Daerah untuk mengikuti Program Paku Integriras. Hal ini mendapat dukungan dan sambutan hangat karena kita memiliki satu visi serta satu misi yang sama, yakni NKRI harus bebas dan bersih dari kejahatan korupsi.

Menanamkan dan mengajarkan budaya ANTIKORUPSI sedari dini dalam keluarga, berani mengingatkan teman, sahabat saudara hingga suami agar tidak coba-coba korupsi, menerapkan perilaku jujur dan hidup sederhana adalah contoh hal-hal kecil yang biasa dilakukan oleh agen-agen Pembangun Integritas di lingkungan keluarga dalam kesehariannya.

Apa yang dilakukan oleh agen-agen Pembangun Integritas ini tentunya akan membentuk cluster-cluster ANTIKORUPSI seantero negeri, sehingga Insya Allah dapat mengakselerasi pergeseran budaya korupsi menjadi ANTIKORUPSI, dan menjadi trend atau gaya hidup bangsa di republik ini.

Kembali ke Peringatan Hari Kartini, dengan segala keterbatasan, beliau mampu membuktikan bahwasanya wanita bukanlah sosok yang lemah secara ide, gagasan, serta pemikiran. Kaum Hawa dapat menunjukkan rasionalitas seperti kaum Adam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sudah sepatutnya, kita bersyukur dengan warisan luhur peninggalan R.A Kartini yang tak lekang oleh waktu, terus menginspirasi generasi demi generasi sejak zaman dulu hingga masa kini, agar selalu memberikan hal terbaik bagi bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Selamat merayakan Hari Kartini, semoga teladan R.A Kartini senantiasa mendenyutkan detak jantung Kartini-kartini zaman now, beresonansi menciptakan gelombang besar semangat ANTIKORUPSI dalam jantung serta urat nadi seluruh anak bangsa di republik ini, agar Indonesia benar-benar bersih dan bebas dari praktik-praktik korupsi.

Bebas dan bersihnya Indonesia dari kejahatan korupsi, merupakan manifestasi untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, maju, cerdas, aman dan damai sentosa dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote, dimana kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dapat terwujud apabila korupsi benar-benar sirna dari bumi pertiwi.

Terimakasih

Salam Budaya Antikorupsi
Salam FBI, Firli Bahuri untuk Indonesia

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu.

BACA JUGA: majalah EKSEKUTIF edisi April 2023, klik ini

 

 

 

Tinggalkan Balasan