Kelahiran Jenderal Hoegeng pada 14 Oktober 1921

Kelahiran Jenderal Hoegeng pada 14 Oktober 1921

MATRANEWS.id — Mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid pernah guyon dan menjadi viral tentang tokoh polisi ini.

Di Indonesia, kata Gus Dur ada tiga polisi jujur.
Pertama, patung polisi dan kedua adalah polisi tidur. Sedangkan yang ketiga, satu dari tiga polisi jujur itu adalah Jenderal Hoegeng.
Bukan tanpa sebab Gus Dur menyanjung Jenderal Hoegeng Imam Santoso. Kapolri ke-5 ini memang dikenal sebagai sosok teladan, khususnya di kalangan aparat kepolisian.

Hoegeng pernah menjabat sebagai Kepala Kapolri kelima periode 1968 sampai 1971. Lebih dari itu, ia merupakan polisi yang keras menolak korupsi.

Jenderal Hoegeng memiliki nama lengkap Hoegeng Iman Santoso. Ia lahir di Pekalongan, Jawa Tengah pada 14 Oktober 1921, menurut situs Perpustakaan Nasional.

Jenderal Hoegeng masuk pendidikan HIS pada usia enam tahun, kemudian melanjutkan ke MULO (1934) dan menempuh sekolah menengah di AMS Westers Klassiek (1937).

Setelah itu, Hoengng belajar ilmu hukum di Rechts Hoge School Batavia tahun 1940.

Sewaktu pendudukan Jepang, Hoegeng pernah mengikuti latihan kemiliteran Nippon (1942) dan Koto Keisatsu Ka I-Kai (1943).

Selepas kemerdekaan, ia menjabat Kepala DPKN Kantor Polisi Jawa Timur di Surabaya (1952). Lalu menjadi Kepala Bagian Reserse Kriminil Kantor Polisi Sumatera Utara (1956) di Medan.

Tahun 1959, mengikuti pendidikan Pendidikan Brimob dan menjadi seorang Staf Direktorat II Mabes Kepolisian Negara (1960), Kepala Jawatan Imigrasi (1960), Menteri luran Negara (1965), dan menjadi Menteri Sekretaris Kabinet Inti tahun 1966. Kemudian pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara.

Jabatannya yang mentereng tak lepas dari pribadinya yang berintegritas, Hoegeng diketahui membuat beberapa terobosan dalam tubuh Kepolisian Indonesia
Terobosan Jenderal Hoegeng di Polri

Banyak hal yang terjadi selama masa kepemimpinan Kapolri Hoegeng Iman Santoso, antara lain:

1. Pembenahan Struktur Organisasi di Mabes Polri

Hoegeng melakukan pembenahan beberapa bidang yang menyangkut Struktur Organisasi di tingkat Mabes Polri. Melansir arsip berita detikNews, hasilnya, struktur yang baru terkesan lebih dinamis dan komunikatif.

2. Perubahan Nama Pimpinan Polisi dan Markas Besarnya

Berdasarkan Keppres No.52 Tahun 1969, sebutan Panglima Angkatan Kepolisian RI diubah menjadi Kepala Kepolisian RI (Kapolri). Dengan begitu, nama Markas Besar Angkatan Kepolisian pun berubah menjadi Markas Besar Kepolisian.

Perubahan itu membawa sejumlah dampak untuk beberapa instansi yang berada di Kapolri. Misalnya, sebutan Panglima Daerah Kepolisian menjadi Kepala Daerah Kepolisian RI atau Kadapol. Demikian pula sebutan Seskoal menjadi Seskopol.

3. Polri Aktif di Kancah Internasional

Di bawah kepemimpinan Hoegeng peran serta Polri dalam peta organisasi Polisi Internasional, International Criminal Police Organization (ICPO), semakin aktif, ditandai dengan dibukanya Sekretariat National Central Bureau (NCB) Interpol di Jakarta.

Alasan Menjadi Ikon Polisi Jujur

Selama menjadi Kapolri, Hoegeng dikenal sebagai sosok yang jujur, sederhana dan pekerja keras. Tindakan saat bekerja dan kesehariannyalah yang membuat Hoegeng menjadi tokoh yang akan terus dikenang. Berikut tindakannya dilansir dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

1. Larang Istri Buka Toko Bunga

Saat dilantik sebagai Kepala Jawatan Imigrasi, Hoegeng meminta istrinya yang saat itu membuka usaha toko bunga untuk menutup usahanya. Hal ini ia lakukan untuk mengurangi benturan kepentingan antara pihak yang berurusan dengan imigrasi dengan memesan bunga pada toko bunga istrinya.

2. Tolak Rayuan Pengusaha

Kapolri Hoegeng juga pernah merasakan godaan suap. Dia pernah dirayu seorang pengusaha yang terlibat kasus penyelundupan. Pengusaha itu meminta Hoegeng agar kasus yang dihadapinya tak dilanjutkan ke pengadilan.

Sementara Hoegeng sangat gencar memerangi penyelundupan, pengusaha itu tetap merayu Hoegeng dengan berbagai hadiah mewah yang dikirim ke alamat Hoegeng. Tentu saja Hoegeng menolak mentah-mentah dan mengembalikan hadiahnya.

3. Mengatur Lalu Lintas di Perempatan

Teladan Jenderal Hoegeng bukan hanya soal kejujuran dan antikorupsi. Hoegeng juga sangat peduli pada masyarakat dan anak buahnya.

Saat sudah menjadi Kapolri dengan pangkat Jenderal berbintang empat, Hoegeng masih turun tangan mengatur lalu lintas di perempatan. Hoegeng berpendapat seorang polisi adalah pelayan masyarakat. Dari mulai pangkat terendah sampai tertinggi, tugasnya adalah mengayomi masyarakat.

4. Berantas Semua Backing Kejahatan

Pada saat mendapat perintah pindah tugas ke Sumatera Utara tahun 1955, Hoegeng mendapat tugas berat untuk memberantas penyelundupan dan perjudian di daerah tersebut.

Ironisnya, baru saja Hoegeng mendarat di Pelabuhan Belawan, utusan seorang bandar judi sudah mendekatinya. Utusan itu menyampaikan selamat datang untuk Hoegeng.

Tak lupa, dia juga mengatakan sudah ada mobil dan rumah untuk Hoegeng hadiah dari para pengusaha.

Hoegeng menolak dengan halus. Dia memilih tinggal di Hotel De Boer menunggu sampai rumah dinasnya tersedia.

Bahkan saat rumah dinasnya sudah tersedia, rumah dinasnya sudah penuh barang-barang mewah. Mulai dari kulkas, piano, tape hingga sofa mahal.

Ternyata barang itu lagi-lagi hadiah dari para bandar judi. Kukuh dengan integritasnya, Hoegeng memerintahkan polisi pembantunya dan para kuli angkut mengeluarkan barang-barang itu dari rumahnya.

Diletakkan begitu saja di depan rumah. Bagi Hoegeng itu lebih baik daripada melanggar sumpah jabatan dan sumpah sebagai polisi Republik Indonesia.

5. Selalu Berpesan Polisi Jangan Sampai Dibeli

Hoegeng telah membuktikan dirinya memang tidak bisa dibeli. Sejak menjadi perwira polisi di Sumatera Utara, Hoegeng terkenal karena keberanian dan kejujurannya.

Dia tak sudi menerima suap sepeser pun. Barang-barang hadiah pemberian penjudi dilemparkannya keluar rumah.

Kata-kata mutiara yang terkenal dari Hoegeng adalah, “Baik menjadi orang penting, tapi lebih penting menjadi orang baik.”

Kelahiran Jenderal Hoegeng pada 14 Oktober 1921 menjadi sosok inspirasi bagi banyak orang.

Salah satunya, namanya diabadikan dalam Hoegeng Awards, Penghargaan kepada sosok polisi dengan tiga kategori, yaitu Polisi Berintegritas, Polisi Inovatif, dan Polisi Berdedikasi.

 

Tinggalkan Balasan