MATRANEWS.id — Kotak Pandora Versi Mahfud MD: Sebuah Catatan Perubahan Arah di Istana
“Saya akan tulis sepuluh tahun lagi,” ujar Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, ketika menyentil sebuah “kotak pandora” yang mengendap di balik perubahan sikap Presiden Joko Widodo sejak April 2022.
Mahfud, yang selama ini dikenal vokal namun terukur, memberi sinyal bahwa arah angin politik Istana berubah begitu isu masa jabatan presiden tiga periode mulai berembus.
“Pak Jokowi siapa yang bantah, baik sekali loh, mulai tahun pertama sampai 2022 pertengahan itu wah…” ujar Mahfud sambil mengacungkan jempol. Proses waktu atau entah dalam agenda siapa, terjadi pergeseran.
Pergeseran yang seperti apa, Mahfud mengaku mulai merasakan ada yang berubah dalam langkah Presiden Jokowi saat itu.
Sebuah perubahan yang, dalam kalimatnya sendiri, “bukan penyalahgunaan, bukan korupsi, tapi permainan politik mulai terasa.”
Mahfud tidak menyebutkan secara spesifik bentuk perubahan atau siapa saja yang terlibat dalam “pembelokan-pembelokan” yang ia amati.
Tapi, Mahfud MD memberi petunjuk: perubahan itu terasa setelah isu tiga periode menjadi konsumsi publik, dan mulai banyak manuver politik yang menurutnya “sudah bisa dibaca semua orang.”
Sosok berintegritas ini bicara sebagai orang dalam pemerintahan sejak 2019, tentu bukan pengamat dari luar pagar. Ia duduk di meja kebijakan, menjadi bagian dari tim inti yang membantu Presiden menavigasi badai politik dan hukum di negeri ini.
Maka ketika Mohammad Mahfud Mahmodin berkata bahwa sejak April 2022 ia mulai “melihat peta baru”, publik tak bisa tak bertanya: peta yang mana? ke mana arahnya? siapa yang menggambar ulang?
Namun seperti seorang penjaga gerbang kebenaran yang tahu kapan harus membuka dan kapan harus menahan, Mahfud memilih menahan.
Ia tidak menyebut nama. Tidak membuka dokumen. Tidak menuding langsung. Tapi ia menyelipkan satu isyarat: ada sesuatu yang bergeser. Dan itu bukan sekadar opini.
“Orang sudah mulai bisa membaca semua,” ujar Mahfud MD. Sebuah pernyataan yang sesungguhnya mengajak publik untuk lebih peka, lebih jeli, dan mungkin, lebih berani bertanya.
Dalam dunia mitologi Yunani, kotak Pandora adalah simbol dari rasa ingin tahu manusia yang membuka jalan bagi berbagai bencana. Namun di dasar kotak itu, tetap tersisa satu hal: harapan.
Mungkin pernyataan Mahfud hari ini adalah versi modern dari itu. Ia tidak membuka semuanya, tapi ia memberi kunci.
Pria yang dulu aktif di organisasi ekstra universitas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini tidak meledakkan rahasia, tapi ia menandai peta.
Jika benar ada sesuatu yang dibelokkan sejak 2022, publik berhak tahu.
Tapi guru besar termuda pada masanya bersama Yusril Ihza Mahendra, tampaknya percaya, waktu akan membukanya. Dan ketika itu terjadi, pertanyaannya bukan lagi apa isinya, tapi siapa yang berani menyentuh kotaknya?
Sampai saat itu tiba, kita hanya bisa menebak, mengamati, dan mencatat setiap perubahan angin di antara tiang-tiang kekuasaan. Sebab politik, seperti juga sejarah, selalu menyimpan bab yang hanya dibuka oleh keberanian dan waktu.
BACA JUGA: Kotak Pandora Anwar Usman atau Mahfud MD: Siapa yang Akan Membukanya Lebih Dulu?








