Kreativitas By Galatia Chandra Author of Hacking Your Mind Book

MATRANEWS.id — Pada suatu ketika, ada seorang guru yang bercerita pada rekannya yang jauh lebih senior dari dia tentang peristiwa lucu yang barusan terjadi di kelasnya.

Ia berkata: “Tadi ada peristiwa lucu deh, Aku kan bertanya pada murid-murid begini, Hayo anak-anak, setengah dari delapan itu berapa? Ada yang bisa jawab?”

Terus, kamu tau kan si Maru yang bajunya itu kadang suka kumal itu. Masa ia menjawabnya begini, “Nol Bu Guru,” “Hahaha, Aku kan bilang salah! Eh dia ngotot bahwa jawabannya benar. Hahaha dasar bodoh banget!”

Sang senior dengan muka serius dan tidak nampak tertawa, ia manggut-manggut & tampak berpikir. Lalu ia berkata: “Coba buang dulu jawaban kamu dari otak kamu. Pikirkanlah sebuah angka 8. Angka itu terdiri dari dua angka 0 – nol – yang dilekatkan satu di atas dan satu dibawahnya. Jadi kalau setengahnya kira-kira angka berapakah?”

Sang guru tersebut langsung terdiam dengan pucat pasi.

Sang Senior berkata kembali “Coba pikirkan lebih jauh: jika ditarik garis ke bawah di tengah angka 8 tersebut, maka Anda akan melihat dua angka 3 yang saling berhadapan. Dari sudut Pandang itu, setengah angka delapan itu berapa? Itu bisa jadi adalah angka 3!”

Ingatlah untuk tidak selalu menggunakan asumsi-asumsi tradisional. Ketika ada orang yang memberikan gagasan atau jawaban yang aneh, Jangan langsung dimatikan asumsinya. Belom tentu juga jawaban dia salah. Sebaiknya, mintalah dia untuk menjelaskan asumsinya dulu. Jangan karena jawaban kita atau ide kita merupakan ide yang lazim & biasa maka semua ide lainnya adalah salah.

Di zaman seperti sekarang ini banyak teori-teori tradisional yang dimatikan oleh teori dan sebuah konsep baru. Coba kita lihat beberapa teori ini:

Di abad ke 6 BC, Pythagoras mengatakan bahwa bumi itu bulat, tapi ia ditertawakan oleh rekan-rekannya yang lain. Hingga di kemudian hari Aristoteles dan Christopher Columbus membuktikan bahwa bumi itu sungguh bulat.

Ketika Louis Pasteur menemukan serum anti rabies dengan cara menyuntikkan virus rabies pada kuda. Lalu setelah beberapa minggu darah kuda di ambil dan dipisahkan serumnya (mengandung antibodi terhadap rabies) lalu disuntikkan pada manusia. Tindakan ini dianggap orang tindakan gila dan membahayakan.

Bagaimana pada zaman sekarang? Ketika seseorang mau membangun armada taksi tapi tidak ada modal atau aset berupa mobil, atau pool untuk menyimpan mobil-mobil taksi miliknya. Cuma bermodalkan aplikasi saja. Orang berpikir awalnya adalah Nonsense. Tapi sekarang?

Bagaimana dengan hotel tanpa bentuk fisik seperti Airbnb? Yang juga menjadi hotel chains terkemuka dan meraup keuntungan jutaan USD hanya dengan modal aplikasi.

Satu hal yang sangat penting bagi kita saat ini adalah ketika seseorang memberikan sebuah pemikiran yang menentang arus kebanyakan orang. Jangan cepat-cepat dibunuh. Sebab ini bisa jadi merupakan kreativitas yang hebat yang mana bisa jadi orang tersebut tidak berpikir dengan cara lazim yaitu Vertical Thinking. Melainkan berpikir dengan Lateral Thinking alias berpikir menyamping.

Justru dgn mengambil sudut pandang baru & melihatnya dengan cara yang berbeda, kita bisa mendapatkan berbagai penemuan / ide-ide baru. Kita bisa menggantikan pandangan lama kita dengan yang baru. Kita bisa menggabungkan ide lama sedemikian rupa & menciptakan sesuatu yang tak pernah ada sebelumnya.

“To raise new questions, new possibilities, to regard old problems from a new angle, requires creative imagination and marks real advance in science.” Albert Einstein

Kreativitas lebih banyak menggunakan otak kanan daripada otak kiri. Otak kiri biasanya digunakan untuk memproses suatu logika sehingga menggunakan Vertical Thinking. Sedangkan Otak kanan digunakan untuk memproses sebuah keindahan bentuk, warna dan seni. Semakin menggunkan Lateral Thinking, kreativitas akan semakin lebih baik. Jadi ingatlah selalu… Bila kita ingin menghasilkan kreativitas yang lebih baik & lebih banyak, terkadang kita perlu mengabaikan logika untuk sesaat.

Yayoi Kusama 草間 彌生 merupakan seorang artis Jepang yang sangat terkenal karena kenyentrikannya. Ia dianggap orang gila karena berperilaku dan bertindak tidak seperti kebanyakan manusia normal. Padahal pada saat ini orang banyak mengagumi karya-karyanya yang sangat kreatif yang mungkin tidak bisa dihasilkan oleh orang “normal” yang berpikir dengan cara Vertikal.

Mari jadikan diri kita kreatif dengan berpikir menyamping, jangan tegak lurus terus terus. Cak Lontong adalah salah satu individu yang suka berpikir menyamping. Orang hanya tau ia lucu dengan lawakan-lawakannya yang “kreatif”. Orang tidak menyadari bahwa ia berpikiran lateral atau menyamping.

Dan satu hal lagi: Untuk hidup dalam sebuah hidup yang penuh kreativitas, kita harus menghilangkan ketakutan kita untuk mencoba hal yang baru & melakukan kesalahan.

“To Live a Creative Life, We Must Lose Our Fear of Being Wrong” – by Joseph Chilton Pearce

Have a GREAT Day! GC

Tinggalkan Balasan