Laksamana Dari Parahyangan

Laksamana Dari Parahyangan

KSAL bermain bola bersama jurnalis

Dari pinggir Citarum ke Laut. KSAL ke 2 dari Pinggir Citarum

Ade Supandi sering juga disebut KSAL kedua dari Tanah Pasundan. Yang pertama adalah, Laksamana RE Martadinata dilantik oleh Presiden Sukarno sebagai Menteri/Panglima Angkatan Laut (Menpangal) menggantikan Laksdya R. Soebijakto. Itu sekitar 55 tahun silam, tepatnya pada 17 Juli 1959.

Presiden Joko Widodo melantik Laksamana Madya Ade Supandi sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Laut digelar di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/12/2014). Sebelum dilantik menjadi KSAL, Ade Supandi menjabat Kepala Staf Umum TNI.

Laksamana RE Martadinata RE Martadinata merupakan salah satu pimpinan Angkatan Laut yang membawa kemajuan bagi pembangunan matra laut pada masanya.

Kesamaan antara Laksamana RE Martadinata dan Laksamana TNI Ade Supandi, keduanya sama-sama putra Pasundan. Keduanya juga berada di masa kepemimpinan yang boleh dibilang concern terhadap maritim. RE Martadinata dibawah pimpinan Bung Karno fokus membangun Bangsa ini dari maritim.

Sejarah mencatat bahwa, TNI Angkatan Laut senantiasa berkontribusi pada upaya mewujudkan tujuan nasional khususnya di bidang pertahanan. Dimana, perkembangan kemaritiman saat ini memasuki babak baru, dengan hadirnya pemerintah yang memiliki keinginan kuat menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Mewujudkan ketahanan nasional, tetapi juga ketahanan regional dan global. Pada konteks inilah TNI Angkatan Laut berperan sebagai komponen utama pertahanan laut, dan berfungsi sebagai penangkal, penindak dan pemulih.

Baca juga :  Mantan KSAL, Ade Supandi Menikmati Libur Alam Pedesaan

Berawal dari nama BKR Laut kemudian berganti menjadi TKR Laut dan bertransformasi lagi menjadi TRI Laut hingga ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) diwarnai dinamika dalam sumbangsihnya terhadap Bangsa dan Negara.

Tercatat 24 nama telah menghiasi perjalanan sejarah pimpinan matra yang bermoto Jalesveva Jayamahe itu. Diantara nama-nama besar seperti Mas Pardi, M. Nazir, R Soebijakto, RE Martadinata, Sudomo, Achmad Sutjipto, Tedjo Edhy Purdijatno, dan lainnya pernah terukir dalam sejarah TNI AL sebagai pimpinan tertinggi atau saat ini bernama Kepala Staf.

Ungkapan bijak menyebutkan, bahwa sejarah akan berulang. Suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau akan kembali berulang dalam waktu yang akan datang dengan kejadian yang hampir sama, namun berbeda dalam ruang dan waktu.

“Kita ketahui bersama di era global saat ini, kita harus menguasai informasi dengan baik. Baik informasi di medsos atau media tradisional, merupakan sangat strategis sebagai suatu kekuatan (power), kontrol sosial,” tutur AL satu yang memasuki purna tugas 1 Juni 2018 ini.

“Prajurit TNI AL jangan sampai gagap teknologi dan jangan sampai salah menggunakan teknologi,” pesan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) di hampir setiap kesempatan di Angkatan Laut.


baca juga: Wawancara ekslusif KSAL Laksamana Ade Supandi

Tinggalkan Balasan