MATRANEWS.id — Sebagian besar dari kita menyukai tepukan sesekali di bahu. Jika kita meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan, mendapatkan promosi bisnis, atau terpilih menjadi pejabat, kita ingin pengakuan atas pencapaian tersebut. Itu wajar manusiawi.
Jika Anda disebut sebagai pebisnis terkemuka di perusahaan Anda, tidakkah Anda senang ketika kolega Anda datang dan memberi selamat kepada Anda?
Tidakkah Anda menikmati tatapan kagum dari pasangan, orang tua, teman dekat atau anak-anak Anda? Lagi pula, apa gunanya prestasi jika tidak ada orang yang mengenalinya?
Tetapi pernahkah terpikir oleh Anda bahwa orang lain mungkin menyukai perlakuan yang sama.
Pernahkah Anda berpikir untuk memberi pujian alih-alih menerima?
Ada banyak kesempatan bagi seorang sales-person untuk memberikan pujian. Dari saat mereka meninggalkan rumah di pagi hari hingga tiba kembali di malam hari, ada banyak waktu ketika mereka dapat membuat hari seseorang lebih baik dengan melengkapi mereka.
Jika pramuniaga di toko melayani Anda dengan baik, mengapa tidak memberi tahu mereka?
Lain kali mereka mungkin melakukan yang lebih baik. Jika seorang resepsionis memberi Anda sambutan yang ramah, beri tahu mereka betapa Anda menghargai minat mereka.
Jika seseorang dalam sales support memberi Anda ide bagus, beri mereka pujian. Mereka akan menyukai perasaan berharga.
Memuji Prospek dan Customer
Banyak salesman melewatkan kesempatan bagus untuk memuji prospek dan pelanggan mereka. Ini tentang pujian yang dibenarkan, bukan sembarang omong kosong (menjilat).
Bisa dimulai dengan penampilan pembeli, semisal mereka mengenakan setelan yang terlihat mewah.
Atau mungkin mereka telah menurunkan berat badan sejak terakhir kali Anda melihatnya dan sekarang terlihat langsing dan bugar.
Temukan area lain untuk pujian, apakah perusahaan pembeli mengeluarkan produk baru yang dramatis atau telah memecahkan rekor penjualan?
Kantor-kantornya mungkin telah direnovasi, memberikan tampilan yang benar-benar baru pada tempat itu.
Pembeli tidak ingin dianggap sebagai mesin uang belaka. Mereka juga ingin diperlakukan sebagai normalnya manusia (diuwongakè).
Jika Anda memuji seseorang, pastikan itu pujian yang tulus dan sungguh hati.
Jangan mengeluarkan pujian sekedarnya. Taruh beberapa fakta yang meyakinkan didalamnya.
Tidak ada yang lebih jelas dari pujian palsu atau sanjungan pura-pura. Buat orang tersebut sadar akan fakta bahwa Anda sungguh hati.
Sebaliknya pujian dan kehormatan akan datang saat Anda pantas mendapatkannya.
Dan ketika Anda menerima pujian, jadilah rendah hati. Itu akan membuatmu bertahan dengan baik. Seneca (filsuf Romawi) berkata, “Anda dapat mengetahui karakter seseorang ketika Anda melihat bagaimana dia menerima pujian.”
#SEMANGATMEMUJI
sumber https://instagram.com/haryo_ardito