Trend  

Mengapa ‘IDGAF’ adalah Kunci Kebebasan Sejati dalam Hidup Modern

Konsep IDGAF—I Don't Give a Fck*—menjadi relevan dan penting untuk dipahami

Mengapa ‘IDGAF’ adalah Kunci Kebebasan Sejati dalam Hidup Modern
Foto : Ilustrasi (Canva)

MATRANEWS.ID – Kita hidup di era yang dipenuhi oleh standar sosial yang tinggi, di mana setiap orang merasa berhak menilai dan memberikan pendapat tentang kehidupan kita.

Media sosial, dengan segala kebebasannya, justru kerap menjadi penjara digital yang penuh dengan opini dan ekspektasi.

Di sinilah konsep IDGAFI Don’t Give a Fck*—menjadi relevan dan penting untuk dipahami.

Bukan sekadar sebuah kata kasar atau ungkapan emosi, tetapi juga cara hidup yang menawarkan kebebasan mental dan emosional.

Apa Itu IDGAF?

Secara harfiah, IDGAF berarti “Saya tidak peduli.” Namun, di balik kata-kata itu, terdapat pesan yang jauh lebih dalam.

IDGAF bukan berarti kita tidak peduli pada semua hal, melainkan kita memilih untuk tidak peduli pada hal-hal yang tidak penting atau yang tidak memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kita.

Ini adalah tentang menyaring apa yang benar-benar berarti bagi kita dan melepaskan segala hal lain yang hanya membawa beban.

Dalam perspektif psikologis, IDGAF bisa diartikan sebagai upaya menjaga kesehatan mental dengan memprioritaskan kebahagiaan dan kesejahteraan diri.

Tidak berarti menjadi egois atau individualis, tetapi lebih kepada mengenali batasan diri dan memutuskan hal-hal mana saja yang layak mendapatkan perhatian dan mana yang tidak.

Mengapa Orang Butuh ‘IDGAF’ di Era Modern Ini?

  1. Menghindari Tekanan Sosial yang Tidak Perlu

    Hidup di dunia yang serba cepat dan penuh tuntutan membuat kita seringkali merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna di depan orang lain. Setiap langkah kita dipantau oleh mata-mata digital di media sosial. Mulai dari penampilan fisik, status ekonomi, hingga gaya hidup, semuanya bisa menjadi bahan perbandingan dan kritik. IDGAF hadir sebagai penangkal untuk melawan tekanan tersebut.

    Dengan menerapkan prinsip IDGAF, kita dapat memilih untuk mengabaikan pendapat orang lain yang tidak penting dan fokus pada apa yang benar-benar membuat kita bahagia. Ini bukan tentang menutup telinga sepenuhnya dari kritik yang membangun, tetapi lebih kepada menyaring mana masukan yang relevan dan mana yang hanya sekadar nyinyiran belaka.

  2. Menyadari Batasan Diri untuk Menghindari Burnout

    Dunia kerja modern juga membawa tantangan berupa burnout. Banyak orang yang merasa harus selalu mencapai target yang tinggi dan tidak boleh berhenti sejenak. Tanpa disadari, kita menjadi terlalu keras pada diri sendiri, membiarkan diri kita terus didorong oleh ekspektasi yang sering kali datang dari orang lain.

    Prinsip IDGAF mengajarkan kita untuk tidak terlalu mengikat diri pada ekspektasi-ekspektasi eksternal tersebut. Jika kita sudah memberikan yang terbaik, maka kita harus belajar untuk move on dan tidak terus-menerus tertekan oleh keinginan untuk menyenangkan semua orang. Ini membantu kita menjaga kesehatan mental dan fisik, sehingga kita dapat tetap produktif tanpa harus mengorbankan kebahagiaan diri.

Kapan Harus Menggunakan Sikap IDGAF?

Tidak semua situasi memerlukan sikap IDGAF. Ada kalanya, kita perlu mendengarkan kritik dan beradaptasi dengan lingkungan. Namun, ada beberapa situasi di mana sikap ini menjadi solusi yang paling tepat:

  1. Saat Mendapatkan Kritik Tidak Membangun

    Kritik yang membangun memang penting untuk perkembangan diri, tetapi kritik yang tidak memiliki dasar dan hanya berupa hinaan atau nyinyiran adalah hal yang tidak perlu diperhatikan. Dalam situasi ini, IDGAF menjadi tameng yang bisa menjaga hati kita tetap tenang.

    Mengabaikan komentar-komentar negatif dapat memberikan kita energi lebih untuk fokus pada hal-hal yang lebih produktif. Bayangkan betapa banyak waktu dan energi yang kita buang jika kita terus-menerus memikirkan apa kata orang tentang kita. Dengan bersikap IDGAF, kita dapat menggunakan waktu tersebut untuk mengejar hal-hal yang benar-benar kita sukai.

  2. Ketika Menentukan Jalan Hidup Sendiri

    Setiap orang memiliki jalan hidup yang berbeda, tetapi tekanan dari lingkungan seringkali membuat kita ragu untuk mengambil langkah yang sesuai dengan hati kita. Entah itu keputusan untuk memilih karier, hubungan, atau gaya hidup, selalu ada suara-suara yang ingin mengarahkan kita ke jalur yang dianggap “ideal.”

    Pada titik inilah sikap IDGAF memainkan peran penting. Dengan tidak terlalu peduli pada apa yang orang lain pikirkan, kita menjadi lebih bebas untuk mengikuti kata hati dan intuisi kita sendiri. Terkadang, risiko terbesar dalam hidup adalah ketika kita terlalu takut untuk mengecewakan orang lain sehingga kita melupakan keinginan diri sendiri.

Cara Mengaplikasikan IDGAF dalam Kehidupan Sehari-Hari

Bagi banyak orang, mengubah cara berpikir dan menjalani hidup dengan prinsip IDGAF bisa terasa sulit. Berikut beberapa cara sederhana untuk memulainya:

  1. Berlatih Self-Awareness

    Langkah pertama untuk menerapkan IDGAF adalah mengenal diri sendiri secara mendalam. Apa yang benar-benar penting bagi Anda? Apa yang membuat Anda bahagia? Dengan memahami nilai-nilai ini, Anda akan lebih mudah memutuskan mana yang perlu diabaikan dan mana yang harus diperhatikan.

  2. Tentukan Prioritas

    Tidak semua hal layak mendapatkan perhatian Anda. Buatlah daftar prioritas dalam hidup Anda, baik itu terkait pekerjaan, hubungan, maupun hobi. Ini akan membantu Anda menyaring apa yang layak diperhatikan dan apa yang bisa dilepaskan.

  3. Jangan Terlalu Berpikir Berlebihan (Overthinking)

    Salah satu musuh terbesar dalam menerapkan sikap IDGAF adalah kebiasaan overthinking. Terkadang, kita terlalu sibuk menganalisis situasi dan berpikir tentang berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Dengan latihan dan kesadaran, kita bisa belajar untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal yang tidak perlu.

  4. Kelilingi Diri dengan Orang yang Positif

    Lingkungan yang positif bisa membantu Anda untuk lebih mudah menerapkan sikap IDGAF. Orang-orang yang mendukung dan memahami pilihan Anda akan membuat Anda merasa lebih nyaman dalam menjalani hidup dengan cara Anda sendiri, tanpa perlu takut terhadap penilaian yang tidak perlu.

  5. Hargai Diri Sendiri

    Salah satu hal terpenting dalam menerapkan prinsip IDGAF adalah memiliki rasa harga diri yang kuat. Ketika Anda tahu bahwa Anda cukup baik dan layak untuk dihargai, pendapat negatif dari orang lain tidak akan terlalu memengaruhi Anda. Ini adalah tentang menerima diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Manfaat Positif dari IDGAF yang Mungkin Tidak Disadari

Mengambil sikap IDGAF seringkali dianggap negatif karena konotasinya yang kasar dan pemberontakan. Namun, ada banyak manfaat positif yang mungkin tidak disadari ketika kita mulai hidup dengan prinsip ini:

  1. Lebih Fokus pada Diri Sendiri

    Dengan berhenti memikirkan apa kata orang lain, kita jadi punya lebih banyak waktu dan energi untuk fokus pada apa yang benar-benar penting bagi diri kita. Ini bisa berupa pengembangan diri, mengejar mimpi, atau bahkan menikmati momen-momen sederhana dalam hidup.

  2. Mengurangi Stres dan Kecemasan

    Sebagian besar stres dalam hidup kita sebenarnya berasal dari kekhawatiran tentang bagaimana orang lain melihat kita. Dengan bersikap IDGAF, kita bisa mengurangi tekanan itu dan merasa lebih bebas untuk menjadi diri sendiri. Ini bukan berarti tidak pernah merasa cemas, tapi kita punya kontrol yang lebih baik terhadap hal-hal yang memicu kecemasan tersebut.

  3. Menjadi Lebih Autentik

    Ketika kita tidak lagi terikat oleh keinginan untuk memenuhi harapan orang lain, kita bisa tampil lebih autentik. Kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri tanpa perlu berpura-pura. Ini adalah tentang menjadi tulus terhadap diri sendiri dan menjalani hidup dengan kejujuran.

  4. Mengembangkan Ketahanan Mental

    Memiliki sikap IDGAF juga membantu kita mengembangkan ketahanan mental. Kita menjadi lebih kuat dalam menghadapi kritik dan penolakan, serta lebih mudah bangkit dari kegagalan. Ini adalah kemampuan yang sangat berharga di tengah dunia yang sering kali tidak adil dan penuh tantangan.

Mengambil sikap IDGAF adalah proses yang membutuhkan waktu dan latihan.

Namun, begitu kita berhasil menerapkannya, kita akan menemukan kebebasan yang sejati—kebebasan untuk hidup sesuai dengan kehendak kita sendiri, tanpa perlu terus-menerus terikat oleh ekspektasi orang lain.

Jadi, jika Anda merasa terjebak dalam lingkaran tekanan sosial atau terus-menerus cemas tentang apa kata orang, mungkin ini saatnya untuk mulai berkata, “I don’t give a f*ck,” dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi Anda.

Baca juga :  Ribuan Masyarakat Hadiri Penobatan John Tabo Sebagai Kepala Suku Besar Tolikara

Tinggalkan Balasan