MATRANEWS.id — Kasus Harun Masiku, mantan calon legislatif (caleg) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), terus menjadi sorotan.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, baru-baru ini kembali menyinggung perkara ini dalam sebuah acara peluncuran buku karya Todung Mulya Lubis di Jakarta Pusat, Kamis (12/12).
Harun Masiku diketahui masih menjadi buronan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 2020, dan hingga kini keberadaannya tetap misterius.
Megawati mengkritik penanganan kasus ini sembari menyinggung sejumlah pihak yang terlibat.
Dalam pernyataannya, ia mengatakan bahwa dirinya siap turun langsung jika Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yang beberapa kali dimintai keterangan oleh KPK, sampai ditangkap.
“Kalau Hasto itu ditangkap, saya datang. Saya enggak bohong. Kenapa? Saya ketua umum, bertanggung jawab kepada warga saya, dia adalah Sekjen saya,” tegas Megawati.
Kritik terhadap Penyidik dan Prosedur
Selain menyatakan komitmennya, Megawati juga menyoroti tindakan penyidik KPK, Rossa Purbo Bekti, yang menangani kasus ini.
Ia mempertanyakan profesionalisme penyidik, termasuk penggunaan masker dan topi yang menurutnya mencerminkan rasa takut.
“Siapa itu Rossa? Katanya ininya KPK, tapi masa pakai masker, pakai apa namanya topi sing ada depannya iku. Berarti dia sendiri kan takut karena dia menjalani hal yang enggak benar,” ungkap Megawati.
Megawati juga mempertanyakan penyitaan buku partai yang dilakukan dari tangan ajudan Hasto, Kusnadi. Ia menilai tindakan tersebut tidak sesuai prosedur hukum yang seharusnya.
Perjalanan Kasus Harun Masiku
Kasus ini bermula pada Januari 2020 saat KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan.
Wahyu terbukti menerima suap senilai Rp 600 juta dari Harun Masiku. Suap tersebut bertujuan agar Wahyu mengupayakan Harun menjadi anggota DPR dari Fraksi PDIP melalui mekanisme Pergantian Antar Waktu (PAW).
Namun, Harun berhasil melarikan diri saat OTT dan dinyatakan buron sejak saat itu. KPK telah memperbarui surat Daftar Pencarian Orang (DPO) yang memuat foto-foto terbaru Harun, tetapi upaya pencarian sejauh ini belum membuahkan hasil.
Dampak dan Pengembangan Kasus
Seiring penyidikan yang berjalan, KPK mencegah lima orang bepergian ke luar negeri, termasuk Hasto Kristiyanto dan stafnya, Kusnadi. Mereka diduga terkait dengan upaya perintangan penyidikan terhadap Harun Masiku.
Meskipun kasus ini sudah hampir lima tahun berlalu, banyak pertanyaan yang masih belum terjawab.
Keberadaan Harun Masiku, yang disebut-sebut memiliki ciri fisik khusus seperti tinggi 172 cm, suara sengau, dan logat Toraja atau Bugis, tetap menjadi misteri besar dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Megawati: “Saya Bertanggung Jawab”
Pernyataan Megawati mempertegas posisinya sebagai pemimpin partai yang bertanggung jawab atas kadernya.
Namun, hal ini juga menjadi pengingat bahwa kasus Harun Masiku bukan sekadar urusan hukum, melainkan juga mencerminkan dinamika politik yang kompleks.
Keberlanjutan kasus ini akan menjadi ujian besar bagi KPK dalam menegakkan hukum secara independen dan transparan.