Primadona Petani di Kota “Pusere Pulau Jawa”

Nama kota ini adalah Pemalang. Kota berstatus “kabupaten” ini memang tak setenar kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah. Kota kecil yang jarang disebut dalam pemberitaan media skala nasional, kecuali jika terjadi peristiwa besar.

Secara geografis Pemalang berada di lintasan kawasan Pantai Utara (Pantura), di tengah-tengah Pulau Jawa, sehingga dijuluki “Pusere Jawa” yang berarti pusarnya Pulau Jawa. Orang Jawa menyebutnya “Wudele Pulau Jawa”.

Kota yang tenang, tentram, dan jarang terjadi gejolak sosial maupun politik, sehingga cukup nyaman untuk menjadi tempat persinggahan. Perekonomian masyarakatnya lebih banyak bergantung pada ladang pertanian, terutama padi. Hanya sedikit orang yang bermata pencaharian di sektor peternakan.

Lahan sawahnya terletak di tiga klaster, yakni klaster pegunungan, klaster pertengahan, dan klaster pesisir. Saat musim hujan tiba, hampir seluruh petani di tiga klaster memulai bercocok tanam padi. Wajar, jika saat panen tiba, di para petani di Pemalang melakukan panen raya. Produksi padi berlimpah. Setidaknya dalam setahun, terjadi dua kali panen raya.

Dengan jumlah penduduk 1,56 juta jiwa, jumlah petani di Kabupaten Pemalang pada tahun 2024 mencapai 100.632 jiwa. Data ini mencakup petani atau pekebun sebagai salah satu jenis pekerjaan yang terdata di Sistem Data dan Informasi Kabupaten Pemalang (Sidekem).

Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah sebagai penyangga pangan di Jawa Tengah, khususnya untuk komoditas beras dengan luas lahan sawah mencapai 35.528 hektar. Data Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang menyebutkan, kota ini memiliki lahan irigasi seluas 30.299 hektar dan lahan cadangan pangan seluas 4.000 hektar.

Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS Nasional Tahun 2023, perkiraan Indeks Padi Panen Kabupaten Pemalang meraih peringkat ke 3 (tiga) indeks pertanaman 2023 se Jawa Tengah dengan angka Indeks Pertanaman (IP) 208 menghasilkan capaian luas panen 73.832 dengan angka produksi sebanyak 384.39 ton GKG (gabah kering giling) dan produktivitas mencapai 5.21 ton/ha GKG. Itu sebabnya, Kabupaten Pemalang menjadi salah satu andalan produksi padi bagi wilayah Jawa Tengah.

Salah satu penunjang keberhasilan panen raya tersebut adalah tersalurnya pupuk bersubsidi yang telah dirasakan manfaatnya oleh para petani di Pemalang dari tahun ke tahun. Meski sempat mengalami sejumlah persoalan dalam hal penyaluran, kebutuhan pupuk bersubsidi di Kabupaten Pemalang meningkat dari tahun ke tahun.

Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan makin banyaknya masyarakat pedesaan yang memanfaatkan lahan terbengkalai menjadi lahan produktif untuk tanam jagung dan sayur-sayuran. Mereka butuh pupuk bersubsidi agar hasil panennya berlimpah.

Di tahun 2025, alokasi pupuk bersubsidi untuk urea sebanyak 22.000 ton dan NPK Phonska sebanyak 14.000 ton. Alokasi pupuk bersubsidi tersebut turun dibandingkan dengan alokasi pada tahun 2024, dimana untuk urea sebesar 23.799 ton dan NPK Phonska sebesar 17.154 ton.

“Untuk kewenangan jumlah alokasi tersebut mutlak merupakan kebijakan Pemerintah Pusat melalui Keputusan Kementerian Pertanian Republik Indonesia Nomor 318/KPTS./RC/210/B/04/2025 tentang Pertanian Tahun Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian,” ungkap Prayitno, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang dalam acara Pertemuan dan Silaturahmi Pelaku Usaha Pupuk, awal Mei lalu.

Sementara itu, untuk regulasi harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi di tingkat Kios Pupuk Lengkap (KPL), menurut Prayitno, sebagai berikut: pupuk urea Rp. 2.250,- per kg, pupuk NPK Rp. 2.300,- per kg dan pupuk NPK untuk kakao Rp. 3.300,- per kg.

“Dan, untuk pengawasan kesesuaian harga tebus tersebut merupakan tugas dari Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), apakah harga tersebut sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) atau tidak,” sambungnya.

Prayitno, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang bersama kajari Kabupaten Pemalang.

Bersemangat Dalam Bertani

 Ketersediaan pupuk bersubsidi sangat dirasakan manfaatnya oleh para petani. Harga yang terjangkau dan perolehan yang mudah di kios-kios pertanian di pedesaan di Kabupaten Pemalang membuat para petani bersemangat dalam bertani.

Imronudin, petani di Desa Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang, mengaku senang dengan tersedianya pupuk bersubsidi di desanya. Setiap kali membutuhkan, ia cukup datang ke kios terdekat. Proses pembeliannya pun tak ribet, cukup sodorkan uang sesuai jumlah yang dibutuhkan, pupuk langsung dibawa pulang.

Alhamdulilah, di sini nggak sulit cari pupuk bersubsidi. Kalau dulu, memang pernah susah dapatnya, karena kadang nggak ada di kios. Tapi sekarang sudah lancar, gampang beli di kios pertanian,” ungkapnya.

Dalam setahun, pensiunan guru ini bertanam padi dua kali. Sawah miliknya yang dua petak seluas 1.200 m2 cukup untuk memenuhi lumbung beras di rumahnya setiap kali panen. Cukup untuk memenuhi pangan keluarga setiap hari.

Petani lainnya yang juga merasakan kemudahan mendapatkan pupuk bersubsidi adalah Warsito. Warga yang satu desa dengan Imronudin ini mengaku senang dengan ketersediaan pupuk bersubsidi. Kebetulan rumah Warsito tak jauh dari kios penjual pupuk, sehingga cukup mengayuh sepeda sekitar lima menit sudah sampai.

“Adanya pupuk subsidi sangat membantu petani kecil kayak saya, harganya nggak mahal. Saya kadang beli cuma sekarung (50 kg, Red),” ujarnya.

Yang membuat Warsito sumringah, saat dirinya kekurangan uang untuk membeli pupuk bersubsidi, ia bisa minta tolong ke pemilik kios untuk utang lebih dulu. Namun pemilik kios hanya memberikan jangka waktu utangnya satu minggu, karena uang penjualan harus terus berputar saat pasokan pupuk dari distributor datang.

“Niat saya hanya untuk membantu petani yang benar-benar harus dibantu, seperti Pak Warsito. Kasihan, soalnya dia sudah nanam dan waktunya dikasih pupuk. Tapi nggak semua pembeli boleh ngutang,” tutur Irkham Aji Saputra, pemilik Kios Pupuk Mekar Tani di Pasar Bantarbolang, Kecamatan Bantarbolang, Kabupaten Pemalang.

Irkham menuturkan, kiosnya menyediakan beragam jenis pupuk, mulai dari pupuk kimia dengan berbagai merek, pupuk herbal, dan pupuk cair produk-produk terbaru. Namun menurutnya, para pelanggan kiosnya rata-rata lebih memilih pupuk bersubsidi.

“Hampir semua petani di Pemalang masih mengandalkan pupuk bersubsidi, karena murah. Saya sudah tanya ke teman-temen pemilik kios yang lain juga sama, pupuk bersubsidi paling laku. Hasil panen padi petani di sini juga lumayan bagus. Jadi, menurut saya, petani sangat terbantu dengan tersedianya pupuk bersubsidi. Ibaratnya, pupuk bersubsidi jadi primadona,” ungkapnya.

Irkham Aji Saputra, pemilik kios Mekar Tani penyedia Pupuk Bersubsidi di Pemalang.

Hadirnya Negara untuk Petani

Irkham menuturkan, tata kelola distribusi pupuk bersubsidi di kotanya saat ini sudah jauh lebih baik. Meski banyak aturan yang harus dipatuhi, namun tak mengganggu kelancaran usahanya. Pasokan dari distributor lancar dan sesuai kuota yang dibutuhkan.

Berbeda dengan kondisi lima tahun lalu, penyaluran pupuk bersubsidi di Pemalang sempat mengalami kekisruhan. Ada kios-kios tertentu yang mendapat jatah banyak, namun ada juga yang hanya mendapat sedikit. Para pemilik kios pun dibuat saling curiga, karena jatah penyaluran pupuk tak merata.

“Dulu kejadiannya, banyak oknum dari pihak distributor yang ‘main mata’ dengan para pemilik kios tertentu. Pemilik kios yang punya modal besar suka ngasih uang tip besar ke petugas antar pupuk, makanya jatah pupuk ‘dimainkan’ sama oknum itu. Tapi akhirnya terbongkar kasusnya, orangnya dipecat,” ungkap Irkham.

Tak hanya di Kabupaten Pemalang, namun kondisi serupa juga terjadi di banyak kota-kota lainnya di Jawa Tengah. Lima tahun lalu, pemberitaan di media online nasional dan media lokal hampir setiap hari menyoroti sengkarutnya persoalan pupuk bersubsidi. Tak hanya aparat kepolisian yang turun, bahkan aparat TNI pun harus turun tangan membantu pengamanan penyalurannya.

“Tapi alhamdulillah sekarang penyaluran pupuk bersubsidi sudah bagus. Saya dan teman-teman pemilik kios juga jadi lega dan tenang dalam usaha,” ucap Irkham.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Prayitno, merinci mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi dimulai dari tingkat produsen yaitu PT. Pupuk Indonesia akan disalurkan ke distributor kemudian disalurkan lagi ke Kios Pupuk Lengkap. Untuk wilayah Kabupaten Pemalang terdapat 5 distributor. Sedangkan untuk Kios Pupuk Lengkap sejumlah 136 kios.

Tata kelola distribusi atau penyaluran pupuk bersubsidi saat ini jauh lebih tertib dan mudah karena menggunakan sistem online. Sistem online ini mulai dari pendistribusian ke distributor sampai ke tingkat kios sampai ke tingkat petani transaksinya bisa di-track lewat sistem.

“Jadi, kalau ada kejanggalan transaksi itu pasti langsung kita stop penyalurannya kita akan klarifikasi serta didatangi,” ungkap perwakilan Pupuk Indonesia wilayah Jateng 2 Safari Yusuf, yang juga hadir dalam acara Pertemuan dan Silaturahmi Pelaku Usaha Pupuk di Pemalang, awal mei lalu.

Distribusi pupuk sekarang dipantau oleh Aparat Penegak Hukum (APH) dari pihak Kejaksaan, Kepolisian, TNI bahkan sekarang Tim Badan Intelijen Strategis (BAIS) pun turun ke lapangan. Pelibatan APH ini tentu membuat para pemilik kios lebih merasa tenang dalam menjalankan usahanya. Para petani pun tak perlu was-was terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi.

Safari Yusuf menyebut, untuk kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di Kabupaten Pemalang sampai saat ini tidak ada dan semua normal. Realisasi penyalurannya pun semua normal dan lancar.

“Bahkan sampai stoknya pun sekarang di tingkat produsen, distributor dan kios banyak, jadi kami pastikan ketersediaan pupuk untuk Kabupaten Pemalang itu aman,” tutupnya.

Tata kelola penyaluran pupuk bersubsidi saat ini menggambarkan adanya “kehadiran” Negara untuk kesejahteraan semua lini pertanian. Distribusi pupuk yang efisien dan efektif dapat mendukung kesejahteraan petani, dan penggunaan pupuk yang tepat dapat meningkatkan produktivitas lahan, meskipun bukan satu-satunya faktor yang menentukan.

Harus diakui, hingga saat ini pertanian menjadi harapan hidup karena merupakan pilar penyedia pangan, penggerak ekonomi pedesaan, dan penopang ketahanan pangan nasional, yang memengaruhi kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakat secara langsung. Sektor ini juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pembangunan ekonomi secara keseluruhan. (abdul kholis)