MATRANEWS.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) menutup perdagangan tahun 2023 dengan berbagai catatan positif, Jakarta (29/12/23).
Salah satu sorotan utama adalah penguatan luar biasa saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.
Saham dengan kode BBNI berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 16,53% sepanjang tahun, menandai kesuksesan perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar.
Hingga penutupan perdagangan pada 29 Desember 2023, harga saham BBNI mencapai Rp5.375 per lembar, memberikan kontribusi signifikan terhadap nilai kapitalisasi pasar yang mencapai Rp200,5 triliun.
Capaian ini menempatkan BBNI sebagai salah satu emiten terkemuka dengan pencapaian tertinggi dalam sejarah perseroan.
Penguatan ini didukung oleh net foreign buy sebesar Rp3,5 triliun atau setara dengan 1,75% dari total market cap, menciptakan rasio yang mencengangkan di Bursa Efek Indonesia.
BBNI juga berhasil meraih peringkat Top-7 emiten dengan tingkat likuiditas perdagangan terbesar, total trading value mencapai Rp63 triliun.
Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, menyampaikan rasa syukurnya terhadap capaian luar biasa saham BBNI sepanjang tahun.
Ia menekankan bahwa kepercayaan investor terhadap kinerja perseroan menjadi faktor utama di balik prestasi gemilang ini.
“Kami bersyukur dengan penguatan saham BBNI sepanjang tahun ini.
Hal ini akan mendorong kami untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik di masa depan,” ungkap Novita.
Dalam menjawab tantangan ekonomi global, konflik geopolitik, dan peningkatan suku bunga, BNI telah melangkah dengan langkah strategis.
Novita menjelaskan, “Tahun 2023 menjadi periode yang menantang bagi BNI dalam menjaga kinerja di pasar modal.
Kami konsisten dalam melaksanakan transformasi yang berorientasi pada penguatan fundamental.”
Hingga September 2023, BNI membukukan laba sebesar Rp15,8 triliun, menunjukkan pertumbuhan sebesar 15,1% YoY.
Pencapaian ini didukung oleh pertumbuhan kredit yang signifikan, terutama di segmen korporasi blue chip, kredit konsumer, dan bisnis Perusahaan Anak.
Kualitas aset BNI juga membaik, dengan penurunan rasio NPL dan rasio LaR yang menunjukkan performa yang stabil.
Rasio NPL per September 2023 turun ke level 2,3% dari 3,0% pada periode yang sama tahun lalu, sementara rasio LaR membaik dari 19,3% menjadi 14,4%.
Novita menutup pernyataannya dengan menegaskan komitmen perseroan untuk terus membukukan pertumbuhan berkualitas dan memberikan return optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang.
“Kami berkomitmen untuk membukukan pertumbuhan berkualitas guna menghasilkan return optimal bagi para pemegang saham dalam jangka panjang,” pungkasnya.