Kesaksian Peter F Gontha untuk Buku ’20 Tahun Java Jazz’ klik ini
- https://www.hariankami.com/kami-internasional/23614998632/kesaksian-peter-f-gontha-untuk-buku-20-tahun-java-jazz
MATRANEWS.id — Sejarah Java Jazz Festival: Perjalanan Nada yang Mendunia dari Jakarta
Java Jazz Festival pertama kali digelar pada tahun 2005 di Jakarta, sebuah ajang musik yang kemudian menjelma menjadi festival jazz terbesar di Asia, bahkan salah satu yang paling berpengaruh di dunia.
Di baliknya, berdiri sosok Peter F. Gontha—pengusaha, diplomat, dan pecinta jazz yang memiliki visi besar: membawa jazz lebih dekat kepada masyarakat luas dan menjadikan Indonesia panggung yang layak bagi musisi kelas dunia.
Bukan sekadar festival, Java Jazz sejak awal telah dirancang sebagai ruang kolaborasi lintas genre. Dari panggung-panggung awalnya, festival ini menghadirkan nama-nama besar seperti James Brown, Incognito, Earth, Wind & Fire Experience, berdampingan dengan talenta lokal seperti Indra Lesmana dan Tompi.
Perpaduan jazz dengan R&B, soul, funk, dan pop menjadikannya tidak hanya eksklusif untuk penikmat jazz murni, tetapi juga bagi publik yang lebih luas, dari yang muda hingga tua, dari yang awam hingga yang fasih pada improvisasi dan scat singing.
Tahun demi tahun, Java Jazz semakin menarik perhatian internasional. Nama-nama legendaris seperti Stevie Wonder, Herbie Hancock, Santana, Chris Botti, dan Diana Krall pernah menginjakkan kaki di panggung festival ini.
Java Jazz bukan hanya tempat konser, tapi titik temu antara musisi dari berbagai penjuru dunia, tempat di mana ide dan irama bersatu tanpa batasan bahasa. Ada yang menyebut: Laiknya sebuah Kebon Binatang-nya musik, beragam ada disatu lokasi.
Musisi Lokal Pun Turut Terangkat
North Sea Jazz menjadi salah satu refensi. Tidak sedikit dari mereka yang menggunakan momentum Java Jazz untuk memperkenalkan karya-karya mereka ke audiens yang lebih luas, termasuk dari luar negeri.
Dewa Budjana, Andien, Barry Likumahuwa, hingga talenta-talenta muda berbakat lainnya telah merasakan betapa strategisnya panggung ini dalam membangun karier bermusik mereka.
Kini, lebih dari dua dekade sejak perhelatan pertamanya, Java Jazz Festival tetap konsisten digelar setiap tahun di Jakarta.
Java Jazz menjadi simbol bahwa Indonesia mampu menyelenggarakan acara berskala internasional dengan kualitas tinggi. Ia juga menjadi bukti bahwa musik, khususnya jazz, bisa hidup dan berkembang subur di tanah air—asal ada ruang dan kesempatan.
Java Jazz Festival 2025: Merayakan Dua Dekade Irama dan Inovasi
Tahun 2025 menjadi momen istimewa. Java Jazz Festival genap berusia 20 tahun—dua dekade menebar irama, mempertemukan budaya, dan membangun komunitas pecinta musik yang setia.
Di ulang tahunnya yang ke-20, Java Jazz Festival kembali dengan kejutan dan deretan musisi top dari dalam dan luar negeri yang siap membakar panggung dengan energi dan harmoni.
Line up fase pertama telah diumumkan, dan publik pun mulai berspekulasi akan kehadiran bintang-bintang besar lainnya yang akan diumumkan menjelang hari-H.
Yang pasti, suasana pesta musik akan terasa lebih meriah, lebih reflektif, dan lebih emosional. Ini bukan hanya festival tahunan.
Ini adalah perayaan perjalanan, sebuah napak tilas tentang bagaimana musik bisa menjadi bahasa yang menyatukan perbedaan.
20 Tahun Java Jazz Majalah MATRA Menjadi Media Patnernya Sejak Awal Hingga Kini
BACA JUGA: https://matranews.id/mengenang-fikri-jufri-mantan-pemred-majalah-matra/