Silaturahmi Kepala BNN dari Masa ke Masa: Meneguhkan Perang Melawan Narkoba, Menyatukan Semangat Lintas Generasi

*SILATURAHMI KEPALA BNN RI DARI MASA KE MASA, TEGUHKAN KOMITMEN BERKELANJUTAN DALAM PERANG MELAWAN NARKOBA*
“Ini bukan hanya seremoni. Ini peneguhan semangat bahwa perjuangan melawan narkoba adalah perjuangan keberlanjutan,” ujar Suyudi dalam sambutannya.

MATRANEWS.idSilaturahmi Kepala BNN dari Masa ke Masa: Meneguhkan Perang Melawan Narkoba, Menyatukan Semangat Lintas Generasi

Suasana di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur, Kamis siang (9/10), terasa berbeda. Aula utama yang biasanya dipenuhi kesibukan kerja aparat penegak hukum, kali ini menjadi ajang nostalgia, canda, dan keharuan.

Para mantan Kepala BNN, yang selama ini menjadi garda terdepan dalam perang panjang melawan narkoba, duduk berdampingan—sebuah pemandangan langka yang sarat makna.

Acara bertajuk “Silaturahmi Kepala BNN RI dari Masa ke Masa” ini bukan sekadar temu kangen.

Episode ini menjadi momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus mengenang jejak panjang perjuangan lembaga yang berdiri sejak era Bakolak Inpres 1971 hingga kini.

Kepala BNN RI, Komjen Pol Suyudi Ario Seto, tampak menyalami satu per satu para pendahulunya. Dari Komjen Pol (Purn) Ahwil Lutan hingga Komjen Pol (Purn) Petrus Reinhard Golose.

Seluruhnya hadir menerima Pin Dewan Kehormatan—sebuah simbol penghormatan atas jasa dan kontribusi besar mereka dalam membangun fondasi, arah kebijakan, dan semangat lembaga yang memikul tanggung jawab berat: menjaga Indonesia dari bahaya narkotika.

“Ini bukan hanya seremoni. Ini peneguhan semangat bahwa perjuangan melawan narkoba adalah perjuangan keberlanjutan,” ujar Suyudi dalam sambutannya.

Ia berbicara dengan nada tenang namun tegas. “Perkembangan narkotika yang semakin marak dan modern menuntut kami terus beradaptasi dengan tren kehidupan masyarakat saat ini.”

Dari Bakolak ke BNN: Jejak Panjang Sebuah Perang Sunyi

BNN bukan lembaga yang lahir semalam. Akar perjuangannya tumbuh sejak Badan Koordinasi Pelaksanaan Inpres Nomor 6 Tahun 1971 (Bakolak Inpres 1971)—sebuah inisiatif awal negara untuk menata penanganan narkotika.

Baru pada 2002, lembaga ini bertransformasi menjadi Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan mandat yang lebih luas, struktur yang lebih kuat, dan visi yang lebih strategis.

Setiap era kepemimpinan membawa warna dan strategi berbeda. Dari pendekatan represif yang menekankan pemberantasan, hingga pendekatan humanis yang menempatkan penyalahguna sebagai korban yang perlu direhabilitasi.

Kini, di bawah kepemimpinan Suyudi, BNN mengusung semangat “War on Drugs for Humanity”—perang melawan narkoba dengan pendekatan yang seimbang antara soft power dan hard power.

Pencegahan, edukasi, dan rehabilitasi diperkuat tanpa mengendurkan penegakan hukum terhadap jaringan peredaran gelap.

Warisan Semangat dan Integritas

Momen silaturahmi ini juga menjadi ajang refleksi internal. Di hadapan para pendahulunya, Suyudi menegaskan pentingnya menjaga marwah lembaga, memperkuat integritas, dan membangun tata kelola berbasis merit system. “

Kami ingin BNN menjadi organisasi yang adaptif, berintegritas, dan berjiwa pengabdian,” katanya.

Beberapa mantan Kepala BNN yang hadir tampak berbaur akrab. Mereka berbagi kisah masa lalu—tentang operasi besar yang menegangkan, tentang perjuangan mengubah paradigma hukum narkotika, hingga tentang harapan agar BNN tetap menjadi lembaga yang berwibawa dan relevan.

“Setiap generasi punya tantangan sendiri,” ujar salah satu mantan kepala dengan nada reflektif. “Tapi tujuan kita tetap sama: melindungi generasi bangsa dari narkoba.”

Menyambung Api Perjuangan

Acara ditutup dengan foto bersama seluruh pimpinan lintas generasi. Kilatan kamera menangkap wajah-wajah yang menyimpan sejarah panjang, sekaligus semangat baru untuk melanjutkan estafet perjuangan.

“Ini bukan akhir dari perjalanan,” kata Suyudi di akhir acara. “Ini adalah pengingat bahwa perjuangan melawan narkoba bukan milik satu generasi, tapi tugas abadi bangsa.”

BNN meneguhkan tekadnya: melanjutkan perang melawan narkoba dengan cara yang lebih manusiawi, lebih terukur, dan lebih berkelanjutan.

Karena pada akhirnya, seperti pesan yang menggaung di seluruh ruangan itu—“Perang melawan narkoba bukan sekadar tugas, tapi pengabdian untuk kemanusiaan.”

#WarOnDrugsForHumanity
#IndonesiaBersinar