Kolom  

Situasi Global Yang Luput Dari Perhatian

Oleh: Hamidin (Pengamat Terorisme Global)

Situasi Global Yang Luput Dari Perhatian

MATRANEWS.idSeusai Pesta Demokrasi, Pemilihan Anggota Legislatif dan Pemilihan Presiden dan wakil Presiden, serta dalam rangka persiapan menyongsong pemilihan Kepala daerah, sebagian besar masyarakat sedang fokus untuk memilih siapa yang akan menjadi pimpinan didaerahnya masing masing.

Hampir setiap hari di sosmed dan media meanstream ada dimuat berita tentang debat, adu visi misi dan ada juga paslon yang turun ke lapangan guna melakukan penggalangan kekuatan.

Sehingga, berita terhangat tentang tragedi kemanusian di belahan benua yang lain, jadi kurang menarik. Agar seimbang, penulis mencoba membagi berita aktual dari berbagai sumber berikut ini.

Situasi Timur Tengah saat ini

Seperti kita ketahui bahwa sampai saat ini sejatinya Israel masih agresif saling menyerang dengan kelompok yang berseberangan dengan mereka.

Perang melawan Hizbullah dan Hamas yang telah mengakibatkan kerusakan yang sangat parah, baik bagi Hizbullah, Hamas maupun bagi Israel sendiri.

Sudah sulit menghitung jumlah korban jiwa secara generalis. Israel yang memiliki persenjataan super canggih itu, ternyata belum mampu melemahkan ke dua kelompok Hizbullah dan Hamas yang didukung oleh Iran itu.

Penjabat direktur Pusat Kontraterorisme Nasional AS (NCTC) hari Selasa lalu menjelaskan bahwa dampak operasi intelijen Israel, serangan udara militer, dan serangan berulang di darat di wilayah Lebanon dan Gaza, betul telah mengurangi kemampuan lawan Israel untuk melancarkan serangan baru.

Namun dia mengingatkan bahwa, ” Kelompok kelompok tersebut tidak kunjung melemah, tapi justru menjadi semakin tangguh. Hizbullah, misalnya kekuatannya masih sangat signifikan.”

“Terbukti bahwa sebelum konflik, Hizbullah justru masih membangun sejumlah roket dan rudal berikut amunisi amunisi lain yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Brett Holmgren NCTC, dia menambahkan bahwa kelompok Lebanon tersebut justru memulai dari ” Titik Yang Sangat Kuat”.

Di Lebanon hàri Selasa yang lalu ,tepi Selatan Beirut dibombardir dari udara.

Serangan terbuka siang hari itu sejatinya dimaksudkan untuk menyasar daerah yang diduga dikuasai oleh Hizbullah.

Apa dampaknya?

Lebih dari 20 orang tewas. Asap mengepul di atas Beirut selatan.

Baca juga :  Aktivis Anti Narkoba Rainier H Daulay Berpulang

Warga sipil telah diingatkan di media sosial. Militer Israel menjelaskan bahwa mereka hanya mengincar target Hizbullah di wilayah Dahiyeh, dan Beirut.

Mereka mengklaim bahwa system persenjataan dan fasilitas rudal lainnya telah dihancurkan. Mereka telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalisai korban warga sipil.

Israel berdalih bahwa Hizbullah sengaja berbaur di pemukiman sipil dan menggunakan penduduk sebagai tameng hidup.

Dan tentu saja, tuduhan itupun dibantah Hizbullah. Pada sisi lain, di Israel utara, tepatnya di kota Nahariya dua orang tewas ketika sebuah bangunan diserbu.

Hizbullah menjelaskan bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan pesawat nirawak milik militer Israel

Kalah dan menang dalam perang tidak semata dilihat dari banyaknya korban dan kehancuran fasilitas sipil dan militer.

Mentalitas para pasukan dan seberapa efektifnya strategy grilya yang dipakai yang mampu melemahkan lawan juga merupakan tolok ukur kemenangan sebuah perang.

Ya, sebagai sontoh – Serangan udara Israel atas Lebanon terakhir yang telah menewaskan sedikitnya 40 orang termasuk anak-anak seperti yang disampaikan oleh otoritas Lebanon pada Sabtu lalu.

Ternyata, justru mengobarkan semangat perang kelompok lawan Israel.

Ini setelah pemboman besar-besaran, setelah Israel berhasil menghantam pinggiran selatan Beirut beberapa malam lalu, serta serangan yang mengakibatkan setidaknya tujuh orang tewas di kota pesisir Tyre pada Jumat malam lalu, ternyata tidak mengidentifikasikan perlawanan akan berkurang ” kata kementerian kesehatan Lebanon.

Operasi penyelamatan dilakukan, beberapa bagian tubuh telah diambil untuk pengujian DNA guna keperluan identifikasi.

Serangan di kota-kota terdekat pada Sabtu lalu juga telah menewaskan 13 orang, tujuh diantaranya petugas medis, yang oleh Israel dikalim bahwa mèreka berafiliasi dengan Hizbullah dan sekutunya.

Bagaimana dengan Iran

Iran bertekat, apa pun yang dapat menghambat , mereka akan hajar, kata juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani pada hari Selasa lalu. Saat ditanya apakah akan ada pembicaraan dengan pemerintahan Trump.

“Apa pun yang dapat mengamankan kepentingan negara dan nilai-nilai revolusi akan diupayakan oleh pemerintah,” kata Mohajerani kepada wartawan Iranian Student News Agency.

Baca juga :  Rahasia Stoikisme: Kunci Tenang dan Sukses di Era Modern

Tidak ada laporan bahwa Donald Trump atau timnya merencanakan pembicaraan semacam itu saat ia kembali menjadi presiden AS. “.

Trump secara sepihak dulu menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015, termasuk dengan negara-negara besar dunia selama masa jabatan terakhir Trump pada tahun 2018 lalu. Sanksipun diterapkan kembali.

Akibatnya ekonomi Iran makin terpuruk. Kampanye tekanan maksimum Trump itu, ternyata telah gagal. Meskipun orang-orang diberikan beban, tapi yang penting adalah tindakan, bukan kata-kata. Kami menyarankan Trump untuk mempertimbangkan kegagalan kebijakan masa lalunya,” Mohajerani.

Apa dukungan Amerika Serikat

Serangan udara Amerika telah menghantam fasilitas Houthi di Yaman pada Sabtu malam lalu.

Seorang pejabat pertahanan AS kepada ABC News menjelaskan bahwa Pasukan yang diarahkan oleh Komando Pusat AS telah “Melakukan beberapa serangan udara terhadap sejumlah fasilitas penyimpanan senjata Houthi yang didukung Iran di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi,” kata pejabat itu.

“Target tersebut berisi berbagai senjata konvensional canggih yang digunakan untuk menargetkan kapal militer dan sipil yang berlayar di perairan internasional di seluruh Laut Merah dan Teluk Aden,” katanya.

Inilah AS bersama dengan sekutunya Inggris

Pertama kalinya melancarkan serangan udara terhadap target Houthi di Yaman pada Januari 2024, setelah beberapa bulan serangan pesawat nirawak dan rudal terhadap pengiriman di Laut Merah, Teluk Aden, dan Laut Arab.”

Militer AS mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah melakukan serangan terhadap sembilan target yang terkait dengan kelompok-kelompok Iran di Suriah.

Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan serangan itu ditujukan terhadap dua lokasi di Suriah dan merupakan respons terhadap beberapa serangan terhadap personel AS di Suriah dalam 24 jam terakhir.

AS terkadang melakukan serangan terhadap target-target yang terkait dengan Iran di Irak dan Suriah.

Pada bulan Februari, AS melancarkan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap lebih dari 85 target yang terkait dengan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang didukungnya, sebagai balasan atas serangan mematikan terhadap pasukan AS.

Baca juga :  Obstruction of Press Freedom

“Serangan-serangan ini akan melemahkan kemampuan kelompok-kelompok yang didukung Iran untuk merencanakan dan meluncurkan serangan-serangan mendatang terhadap pasukan AS dan Koalisi,” kata militer AS setelah serangan-serangan terbaru.

AS memiliki 900 tentara di Suriah, dan 2.500 lainnya di negara tetangga Irak, dalam misi untuk memberi nasihat dan membantu pasukan lokal yang berusaha mencegah kebangkitan ISIS, yang pada tahun 2014 menguasai sebagian besar wilayah kedua negara.

Situasi di Israel mencekam

Tentu bagi yang mengikuti “global current situation” utamanya berita terakhir Israel Channel 12, akan tersentak kala mendengar bahwa Perdana Menteri Israel Netanyahu saat ini tengah bersembunyi di tempat perlindungan di bawah kantornya karena khawatir pada serangan mendadak pesawat udara tak berawak Hizbullah.

Sebagian besar hari kerja PM Netanyahu dihabiskan di ruang aman ini dibawah penjagaan keamanan yang ketat.

Ruangan ini dipisahkan dari kantor di lantai atas dengan ruang berdinding kaca yang disebut “tangki ikan”.

Kekhawatiran Netanyahu meningkat sejak terjadinya serangan Hizbullah terhadap rumahnya yang memaksa perdana menteri terus berpindah pindah tempat.

Serangan di dekat rumah musim panas Netanyahu pada bulan Oktober itu mengakibatkan jendela kamar tidur rumah tersebut pecah.

Namun, beruntung Netanyahu dan istrinya saat itu tidak ada dirumah.

Tidak itu saja, Surat kabar Times of Israel juga menyatakan bahwa Netanyahu telah memperbaruhi sistem protokol keamamanan karena ada kekhawatiran kendaraan udara tak berawak bisa tiba tiba menyerang, termasuk ancaman lain terhadap pengunjung yang ingin bertemu sang pemimpi di ruang bawah tanah.

Channel 12 juga mengklaim bahwa langkah-langkah keamanan baru telah diambil pada pertemuan pemerintah baru-baru ini di lokasi yang berbeda, termasuk penundaan pernikahan putra Netanyahu, Avner, yang rencananya akan diadakan dalam waktu dekat.

Itulah situasi Israel, lebanon, Iran dan timur tengah pada umumnya hari ini. Semoga kita senantiasa dalam kedamaian. Amin

#Sumber ; channel12, counterextrimsm.com,Midleeasteye.net

Tinggalkan Balasan