#TerimakasihPolri

oleh: Ahwil Lutan

#Terima kasih Polri, telah menjaga rakyat dengan segenap jiwa raga.

Wakapolri Komjen Syafruddin, berhasil memilih diksi yang tepat atas drama penyenderaan 36 jam yang dilakukan terpidana teroris.

“Penindakan, “sebut Syafruddin berulang ulang.

Penindakan dengan soft approach, bukan negosiasi hapuskan semua kata negosiasi. Hingga akhirnya sandera dibebaskan nyaris tanpa korban jiwa, disertai evakuasi 155 terpidana teroris ke Nusa Kambangan.

Pendekatan soft approach, yang dilakukan Polri “menjinakkan” 156 teroris bersenjata, pantas disebut sebuah sukses besar.

Bagaimana tidak sukses? Polisi dengan kemarahan memuncak, setelah jadi korban penyanderaan sangat berpotensi untuk menumpas para penyendera dengan peralatan dan kemampuan personilnya tetapi justeru mampu menahan diri membendung kemarahan mereka.

Di lain pihak 156 teroris terlatih dengan doktrin jihad siap mati sahid mengejar surga dengan bidadari, tetapi ujung-ujungnya memilih menyerahkan diri.

Padahal kedua kelompok yang saling berhadap hadapan, berada pada kondisi siap tempur. “Jual beli peluru” sangat mudah meledak dipicu kemarahan dan api dendam dari kedua pihak.

Dengan kondisi seperti ini, kontrol dan pengendalian diri aparat kepolisian patut dihargai. Pendekatan soft approach, jadi pilihan terbaik, karena penuh perhitungan strategis.

Polisi telah mengesampingkan heroisme serta dendam institusional dengan mengutamakan kepentingan bangsa yang lebih luas. Polisi memilih menyimpan kemarahan, memporak porandakan para napiter, dengan memperhitungkan efek jangka panjang yang bisa ditimbulkannya.

Polri telah meminimalkan korban serta kegaduhan yang sewaktu waktu mampu menambah rumit situasi. Pendekatan kepolisian ini mungkin saja tidak memuaskan kita semua yang muak dengan aksi aksi terorisme.

Tetapi sesungguhnya Polri telah mempertontonkan kepada dunia, kehebatan serta kemampuan tertingginya mengatasi extraordinary crime. Yang oleh negara besar sekalipun belum tentu dapat melakukannya.

Bukan negosiasi, karena tidak ada persyaratan yang wajib dipenuhi aparat kepolisian. Tetapi penanggulangan, ibarat memidahkan barang pecah, lebih barang eksplosive ke tempat lebih aman.

Jajaran kepolisian dalam drama 36 jam pembebasan sandera, tak ubahnya menjinakkan bom berdaya ledak tinggi dengan aman tanpa korban jiwa dan tentu dampak jangka panjang.

#Terima kasih Polri, telah menjaga rakyat dengan segenap jiwa raga.

Tinggalkan Balasan