Titik Awal Ulama-Aparat Keamanan Tabayyun

Titik Awal Ulama-Aparat Keamanan Tabayyun

“Kita bersama-sama bergandengan tangan menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai”

Peristiwa di Masjid Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/3) terus menjadi pembicaraan di kalangan ulama dan netizen.

Bahkan, foto adegan saat Kapolri menghadiri ceramah bersama ulama Ustadz Abdul Somad (UAS) didampingi Ustad Arifin Ilham melebar kemana-mana, serta mendapat ragam tanggapan.

Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian disebut-sebut ternyata dekat sekali dengan umat Islam.

Masih menurut ragam banyak pendapat, Kapolri Tito Karnavian berpandangan sangat global, agar Islam tetap utuh di Republik Indonesia.

Silang pendapat para netizen, kesimpulannya bahwa Kapolri tidak ingin Islam terpecah-pecah seperti di Mesir, Syria, Yaman dan lain-lain.

Untuk kemudian, Kapolri disebut-sebut punya pemikiran yang sangat jauh ke depan. Meneduhkan situasi “panas” yang selama ini bergulir, antara pihak keamanan dan ulama.

Rumors mengenai Ustadz yang dikenal dengan istilah UAS ini mereda. UAS dikabarkan sempat ditolak masuk Hong Kong bahkan dideportasi ke Indonesia oleh otoritas Bandara Internasional Hong Kong, karena masuk list orang-orang yang berbahaya bagi NKRi, ternyata hoax.

Selama ini sempat ada stempel, Ustadz Abdul Somad, alias UAS selama ini dai yang anti-NKRI, anti-kebhinnekaan, dan tuduhan buruk lainnya.

Pria berputra dua ini, sempat disebut-sebut mengalami intimidasi, yakni penggerudukan dan pencegahan jalannya ceramah.

Ustadz ini duduk berdampingan dengan orang nomer satu di Kepolisian. Akrab.

Baca juga :  Majalah MATRA dan Eksekutif Terus Komit di Print (Cetak)

Tito Karnavian, yang mengenakan baju koko putih dan bersorban serta berpeci putih, duduk berdekatan dengan UAS merefleksikan kepolisian dan umat Islam tabayyun.

Dalam kesempatan itu, Kapolri mengatakan, siap membela Islam dan mencegah perpecahan antarumat beragama. Menjalin lebih baik silaturahmi, bergandengan tangan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita bersama-sama bergandengan tangan menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai,” ujar Tito yang tak mau negara Indonesia seperti Suriah, Afganistan, Pakistan, dan Yaman.

“Alhamdulillah, saat ini kita bisa duduk bersama, jika ada percikan, maka cepat diselesaikan. Salah satu yang kita lakukan adalah tabbayun,” kata Somad menjawab pertanyaan Tito Karnavian .

Dalam konteks Indonesia berpenduduk mayoritas muslim, Tito bertanya kepada ulama, “Apakah kemungkinan konflik seperti di Suriah, Afganistan itu terjadi di Indonesia? Bagaimana kita bisa mencegahnya, bagaimana kira-kira khususnya, Kepolisian dapat mencegah itu?”

Ditanya Tito, Somad mengatakan apa pun bisa saja terjadi, oleh karena itu Alquran mewajibkan melakukan tabayyun atau klarifikasi.

UAS alias Somad menambahkan Indonesia memiliki keunikan yang tidak dimiliki negara-negara Arab. Meski beragama Islam, budaya Timur mempengaruhi masyarakat Indonesia yang berbeda suku, tetapi menyatu menjadi NKRI.

“Kalau ini kita jaga, dan pelihara, azab tidak akan turun kalau “Muhammad” ada di tengah kalian. Dan musibah tidak akan ada selama kita beristigfar,” kata Somad.

Baca juga :  Duka Lara dan Himbauan M Arief Pj Bupati Bangkalan Atas Tragedi Carok di Bumi Madura

“Kita bersyukur segala sesuatunya pasti ada hikmahnya. Terima kasih ke orang gila jadi momentum menjaga ulama. Polisi juga sekarang mengamankan pesantren kita siang dan malam,” ucapnya.

Menurut Somad, setiap ada percikan api petugas harus cepat memadamkan jangan sampai seperti bom waktu yang siap meledak atau jangan seperti api dalam sekam.

Sosok nomor 1 di Polri satu ini juga menegaskan, menentang segala bentuk praktek intimidasi dalam bentuk apapun. “Bahwa persekusi (intimidasi) itu tidak boleh, dilarang Undang-undang,” tegas Kapolri.

klik juga Majalah MATRA cetak: Wawancara Ekslusif Kapolri

Tinggalkan Balasan