Tito Karnavian: “Saya Punya Hak Untuk Mencari Kehidupan Yang Less Stressful.”

Tito Karnavian: “Saya Punya Hak Untuk Mencari Kehidupan Yang Less Stressful.”

“Salah satu pekerjaan yang stressful di dunia ini adalah menjadi Kepala kepolisian Indonesia,” kata Tito.

MATRANEWS.id —  Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sudah menjadi purnawirawan polisi. Bukan hanya melepas jabatan Kapolri,  tapi menjadi seorang sipil.

Tito mengatakan, secara usia, dirinya sebenarnya masih bisa menjadi bagian dari polisi hingga tiga tahun ke depan. Sebab, usia pensiun polisi 58 tahun, sedangkan usia Tito saat ini 55 tahun.

Ketika diangkat sebagai Kapolri pada 2016 lalu melompati banyak seniornya. Lulusan Akademisi Kepolisian tahun ’87 itu, sejatinya baru pensiun pada 26 Oktober 2022.

Selama kariernya, jenderal berbintang empat itu dikenal berpengalaman dalam bidang terorisme.  Menerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik angkatan 1987.

Tito membongkar jaringan teroris kelompok Azahari Husin di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 2005, dan kelompok pimpinan Noordin M Top tahun 2009.

Ia pun dipercaya menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) Mabes Polri.

Kemudian, Tito juga pernah menjadi Kapolda Papua selama dua tahun, Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri, dan Kapolda Metro Jaya.

Di balik sederet prestasi itu, nama Tito terseret dalam kasus kasus suap impor daging dengan tersangka Basuki Hariman atau dikenal dengan kasus “buku merah”. Namun, Tito pernah membantah tuduhan yang terjadi saat dia menjabat Kapolda Metro Jaya.

Baca juga :  LSM RIDMA Foundation Tak Yakin Cucu Konglomerat Ditangkap Secara Spontan

Menjadi orang nomer satu di polisi, ia melakukan peningkatan kinerja diwujudkan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik, profesionalisme dalam penegakan hukum dan pemeliharaan stabilitas kamtibmas secara optimal.

Tiga tahun implementasi program Promoter, dinilai Tito telah menunjukkan hasil yang baik. Namun, bagi Tito, menjadi bagian dari kementerian adalah hal yang baru.

“Saya masuk dalam lingkungan yang sepenuhnya sipil, yang memiliki kultur kemudian tata nilai yang mungkin berbeda dengan di kepolisian,” ujar Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D.

Mantan Kapolda Metro Jaya dan Kepala BNPT ini mengaku, sebagai polisi konsen memang tugasnya  memberi rasa aman di masyarakat.

Selalu dalam tekanan tinggi karena  Indonesia merupakan negara yang sedang belajar demokrasi, persoalan akan sangat banyak sekali.

Oleh karena itu, “Salah satu pekerjaan yang stressful di dunia ini adalah menjadi Kepala kepolisian Indonesia,” kata Tito.

“Tidak bagus untuk kesehatan saya. Saya punya hak untuk mencari kehidupan yang less stressful. Saya beri kesempatan kepada yang lain, yang lebih baik untuk menjadi Kapolri,” tutur Jenderal Tito.

Sedangkan alasan kedua, masih menurut Tito, terkait dengan organisasi Polri.

Menurut pria yang sekarang tampak agak gemuk ini menjelaskan, jika dia tetap menjabat penuh dalam masa bakti sebagai polisi aktif sampai 2022, hal tersebut tidak bagus bagi organisasi Polri.

“Tidak bagus untuk kesehatan berorganisasi di Polri. Enam tahun saya menjadi Kapolri, orang mungkin akan bosen dan saya jadi tidak memiliki kreativitas lagi,” ujar Tito.

Baca juga :  Presiden Jokowi Resmi Lantik Panglima TNI dan KASAD, Ini Harapan Waket DPD RI

Pernah ingin ke dunia pendidikan, jadi pembicara, kemudian jadi peneliti. Akan tetapi, Presiden Jokowi melantik Jenderal Tito polisi ini sebagai Mendagri.

“Jangan lagi panggil saya ini ya, apa namanya itu jenderal polisi, tambahin plus purnawirawan,” ujar Tito sambil tertawa,  setelah pelantikan presiden-wakil presiden untuk masa kerja 2019-2024.

 

baca juga: Wawancara Panjang Kapolri di Majalah MATRA

foto-foto: istimewa

klik susunan kabinet: majalah MATRA edisi cetak — klik ini —

Tinggalkan Balasan