MATRANEWS.id — Peningkatan kasus COVID-19 yang didorong oleh varian baru Omicron di tiga negara, yaitu Inggris, Denmark, dan Afrika Selatan, memberikan pelajaran penting bagi Indonesia.
Apa yang harus kita lakukan?
Kita perlu tetap mewaspadai kemungkinan perebakan kasus dari varian yang sama di dalam negeri ini.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan peningkatan kasus di tiga negara itu pun diharapkan bisa dijadikan Indonesia sebagai pembelajaran dalam menghadapi varian Omicron.
Seperti diketahui, pasien Covid-19 yang menjalani masa perawatan di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, bertambah sebanyak 19 orang, hingga total ada 217 pasien yang dirawat per Minggu (19/12/2021).
Pasien yang masih dalam perawatan saat ini berada di Tower 5 dan 6 RSUD Wisma Atlet.
Jumlah pasien rawat inap 217 orang, 87 di antaranya pria dan 130 wanita. RSDC Wisma Atlet Kemayoran merawat 129.622 pasien Covid-19 sejak 23 Maret 2020 hingga 19 Desember 2021.
Sebanyak 129.405 orang di antaranya sudah keluar.
Rincian pasien keluar yakni rujuk ke rumah sakit lain 1.048 orang, pasien sembuh 127.761 orang dan meninggal 596 orang.
Di Tower empat dan tujuh RSD Wisma Atlet Kemayoran, tercatat ada 3.439 orang yang menjalani karantina. Jumlahnya berkurang 834 dari data kemarin mencapai 4.273 orang.
Dua tower ini mulai digunakan untuk karantina pekerja migran Indonesia (PMI) pada 17 Desember 2021.
Sebelumnya, Tower 4 dan 7 RSD Wisma Atlet Kemayoran digunakan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19.
Sementara itu, Aris juga memaparkan, ada 4.658 orang yang menjalani karantina di Tower 1, 2 dan 3, RSDC Rusun Pasar Rumput.
Berkurang 428 dari data kemarin mencapai 5.086 orang.
Mereka yang menjalani karantina di Rusun Pasar Rumput ini merupakan PMI dari luar negeri.
Sebelumnya, Rusun Pasar Rumput menjadi tempat isolasi terpusat pasien Covid-19.
Saat ini Inggris sedang mengalami kenaikan kasus varian Omicron yang cukup signifikan. Dalam konperensi pers tersebut, Wiku menunjukkan bahwa data kenaikan kasus varian Omicron di Inggris melonjak sebesar 51,5 persen dalam satu bulan terakhir.
“Sebelumnya kasus tersebut sempat turun meskipun hanya sedikit,” ujar Wiku.
Pada Senin (13/15),seperti dilansir oleh Reuters, Inggris melaporkan kematian pertama kasus COVID-19 yang disebabkan oleh varian Omicron. Konfirmasi tersebut merupakan kasus kematian pertama di dunia yang disebabkan oleh varian tersebut, walaupun disinyalir kematian dari kasus serupa sudah terjadi di negara-negara lain.
Wiku menjelaskan bahwa kondisi yang dialami Inggris terjadi di tengah sejumlah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson dalam upaya mengekang penyebaran varian baru tersebut, di antaranya dengan mewajibkan karantina bagi para pendatang.
“Sayangnya kebijakan karantina yang ditetapkan Inggris ternyata tidak mampu menahan masuknya varian baru. Saat ini terdapat lebih 3.000 kasus yang terkonfirmasi disebabkan oleh varian Omicron,” jelasnya.
Sementara itu, jumlah kasus varian Omicron di Denmark mengalami peningkatan drastis yakni hampir sebesar 2.000 persen dalam kurun waktu dua setengah bulan. Lonjakan tersebut juga terjadi di tengah upaya kebijakan pembatasan perjalanan internasional yang diberlakukan di Denmark.
Lonjakan kasus varian Omicron juga ditemukan di Afrika Selatan. Mirisnya, kasus varian Omicron di negara itu naik di angka 7.000 persen hanya dalam kurun waktu satu bulan. Afrika Selatan sebelumnya juga telah menerapkan kebijakan perjalanan internasional.
“Saat ini konfirmasi varian Omicron di Afrika Selatan sudah mencapai 779 kasus,” ucap Wiku.
“Meskipun saat ini COVID-19 di Indonesia terbilang terkendali dan belum terdeteksi kasus Omicron,” kata Wku.
Namun, Indonesia tidak lengah dan ikut mengantisipasi varian Omicron ini dengan memberlakukan kebijakan perjalanan internasional.
“Kebijakan ini telah dirancang sedemikian rupa dengan melibatkan berbagai pakar dan kementerian terkait. Semata-mata demi keamanan seluruh masyarakat,” pungkas Juru Bicara Pemerintah Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito.
BACA JUGA: majalah MATRA edisi Desember 2021