Kolom  

11 Hari Dengan 25 Jam Terbang,Takeoff dan Landing 19 Kali

11 Hari Dengan 25 Jam Terbang,Takeoff dan Landing 19 Kali

Perjalanan saya dua pekan ini, mengikuti Kepala BNPB – Ketua Satgas Covid 19 Letjen Doni Monardo. Gaspoolll..._

 

 

Dimulai Selasa siang 30 Maret 2021 dari Halim PK Jakarta terbang ke Palangkaraya Kalteng. Lanjut, malam hari mendarat di Nunukan Kaltara.

Rabu tanggal 31 Maret pagi bertolak ke Mamuju Sulbar.  Siang harinya bergeser ke Palu Sulteng, lanjut rapat koordinasi penanganan covid dan gempa Palu hingga malam hari.

Kamis tanggal 1 April dari Palu ke Surabaya. Sore hari bergeser ke Bali. Genjot kegiatan di Bali terkait penanganan Covid.

Dari Bali, hari Minggu tanggal 4 April saya bertolak ke Jakarta. Langsung ke kantor BNPB. Dapat kabar, persiapan berangkat ke NTT.

Infonya, paling satu hari. Artinya, tanggal 5 April pagi ke Maumere NTT, dan sore hari sudah balik lagi ke Jakarta.

Namun ternyata tidak demikian. Rombongan umumnya hanya membawa pakaian pengganti untuk satu hari saja.

Begitulah, Senin tanggal 5 April kami mendarat di Maumere, Kab Sikka NTT. Rencana, setelah isi bahan bakar lanjut ke Larantuka, Kab Flores Timur. Namun cuaca di Larantuka tidak memungkinkan kami landing.

Kami pun menggunakan jalur darat sekitar 3 jam perjalanan.

Selasa 6 April pagi kami bertolak ke Bandara Wunopito Lembata, terbang sekitar 20 menit. Siang balik lagi ke Larantuka, Flores Timur.

Rabu 7 April pagi kami merencanakan ke Pulau Adonara dengan helikopter.  Apa daya cuaca tidak mendukung. Ganti jalur, kami terbang ke Bandara Pulau Alor Kab Alor.

Baca juga :  Menjalin Hubungan Baik dengan Media Massa (Effective Media Relations)

Kamis 8 April pagi kami ke Adonara. Siang kami terbang ke Bandara Frans Seda Maumere untuk menunggu kedatangan Presiden Jokowi keesokan harinya.

Jumat 9 April Presiden tiba di Maumere, beliau lanjut ke Lembata dan Pulau Adonara dengan Helikopter Merah Putih.

Dari Maumere kami bertolak ke Lembata dengan Helikopter BNPB. Jumat sore balik lagi ke Maumere, masih dengan Helikopter dan mendarat di lapangan kantor Bupati Sikka.

Sabtu pagi 10 April kami menuju Kupang, meninjau lokasi terdampak dan melakukan rapat koordinasi di Posko.

Semula siang kami akan bertolak ke Sumba dan Bima NTB. Namun bandara di Sumba belum bisa didarati pesawat. Bima pun kami pending.

Minggu pagi tanggal 11 April, jadwal berubah lagi. Dari Kupang NTT kami mampir ke Malang Jatim mengunjungi dampak gempa di Ampel Gading, satu jam perjalanan darat dari Bandara Abdulrahman Saleh.

Sore kami balik Jakarta. Pukul 21.50 pesawat ATR kami mendarat di Halim Jakarta.

Begitulah, sejak 31 Maret 2021 dan hingga hari ini Minggu 11 April, nyaris tiada hari tanpa terbang- terbang.

Sependek ingatan saya, total take off dan landing setidaknya ada 19 kali. Total jam terbang jika dijumlahkan lebih dari 25 jam.

Mari tetap tersenyum bahagia. Jangan kendor.

 

Tinggalkan Balasan