Agusrin Kembali Ke Bengkulu Tebar Optimisme

“Yang penting segala keputusan kita betul-betul dirasakan oleh masyarakat, keberanian kita mengambil keputusan pasti akan berdampak kepada hasil yang dirasakan oleh masyarakat,” ujar calon Gubernur Bengkulu Nomor Urut 3 Agusrin M Najamudin.

Pemerintahan yang tidak dirasakan kehadirannya oleh masyarakat adalah pemerintahan yang tidak bisa menyelesaikan persoalan masyarakat.

Hal ini yang mengawali jawabannya terhadap pertanyaan moderator tentang Clean Government atau pemerintahan yang bersih dalam Debat Terbuka Putaran Kedua Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu 2020.

Clean government wajib, bahkan sangat wajib. Tapi, kata Agusrin, jangan karena terlalu takut mengambil keputusan, justru tidak mengambil keputusan. Sehingga APBD Provinsi Bengkulu yang harusnya bisa dibelanjakan, malah kembali ke pusat.

Clean government wajib dan tata kelolanya sudah ada semuanya, tetapi sekali lagi jangan karena ketakutan mengambil keputusan kita tidak berbuat apa-apa,” mantan Gubernur Bengkulu ini memaparkan.

Agusrin menyayangkan jika ada anggaran yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat tak dipakai karena takut dibelanjakan, terlalu kuatir.  Karena, “Ketika APBD itu tidak sanggup kita belanjakan, berapa banyak pembangunan yang terbengkalai.”

Negara yang menyiapkan anggaran untuk infrastruktur antara lain. “Berapa banyak ibu-ibu tidak pergi ke pasar, berapa banyak jalan yang tidak bisa kita bangun, berapa banyak hand traktor yang seharusnya bisa kita beli, tidak bisa kita beli,” kata Agusrin.

“Berapa banyak pupuk-pupuk bersubsidi yang seharusnya kita beli, tidak bisa kita beli, dan berapa banyak sekolah yang bisa kita perbaiki, tidak bisa kita perbaiki. Karena kita tidak sanggup mengambil keputusan karena ketakutan,” demikian Agusrin menegaskan.

Bersama pasangannya Imron Rosyadi, Agusrin berkomitmen mengembalikan kejayaan Provinsi Bengkulu dengan tindakan yang cepat dan tepat.

Apapun risikonya, paslon yang diusung Partai Gerindra, PKB, dan Partai Perindo ini siap menerimanya, asalkan untuk kepentingan rakyat.

“Kami tidak mau karena ketakutan maka seluruh pegawai negeri kita takut juga mengambil tindakan, mengambil keputusan, sehingga uang bertahun-tahun kembali ke Jakarta, kembali ke Jakarta,” kata Agusrin.

Padahal uang itu sudah disediakan untuk membangun provinsi kita ini. “Yang penting niat kita baik, kita tidak pernah mengambil uang negara,” Agusrin terus menebar optimisme kehidupan.

Agusrin pun tak muluk-muluk berjanji, tapi  terus berusaha untuk menjadi  orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.  Yang selalu bersyukur, hari demi hari dengan segenap hati. Karena dengan begitu, kebajikan dan kemurahan mengikutinya, seumur hidupnya.

 

Tinggalkan Balasan