MATRANEWS.ID – Yusril Ihza Mahendra, seorang nama yang tidak asing di dunia hukum tata negara Indonesia.
Sosok yang teguh ini kembali menjadi sorotan setelah Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mempercayakan posisi Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) kepada Yusril untuk kabinet mendatang.
Pada tanggal 14 Oktober lalu, sebanyak 49 tokoh dipanggil ke kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta.
Di antara nama-nama itu, Yusril muncul sebagai salah satu calon terkuat untuk posisi strategis ini.
Dan setelah pertemuan itu, jelas sudah: Yusril ditunjuk sebagai Menko Hukum dan HAM.
Sebuah keputusan yang membawa angin segar dan, tentu saja, membuka lembaran baru dalam lanskap politik hukum kita.
Prabowo juga mengumumkan pemecahan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan menjadi dua entitas: Kementerian Koordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan.
Dengan pemecahan ini, Yusril akan memegang kendali penuh di bidang hukum dan HAM.
Namun, siapa sebenarnya Yusril Ihza Mahendra? Bagaimana perjalanan hidupnya hingga ia kembali dipercaya untuk peran sebesar ini?
Yusril: Lahir dari Pengabdian dan Disiplin Hukum
Yusril Ihza Mahendra lahir di Belitung Timur, 5 Februari 1956. Sejak muda, ia sudah berusaha keras mendalami berbagai disiplin ilmu.
Meraih gelar sarjana filsafat dari Universitas Indonesia pada 1983, ia kemudian melanjutkan studi pascasarjana di bidang hukum dan ilmu Islam.
Yusril juga melanglang buana ke Pakistan dan Malaysia untuk meraih gelar Master dan Doktor dalam ilmu politik.
Latar belakang akademisnya ini menegaskan betapa seriusnya ia menata hidupnya di jalur hukum.
Sebagai dosen dan Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Indonesia, Yusril tidak hanya berkutat di ruang kelas.
Ia kerap turun langsung dalam pusaran dinamika politik dan hukum di tanah air.
Bahkan, sejak era Presiden Soeharto, ia sudah dipercaya menulis pidato kenegaraan sebanyak 204 kali.
Itu bukan angka sembarangan. Dari tangannya, kebijakan dan gagasan kenegaraan disusun, memperkuat peranannya sebagai arsitek hukum di balik layar.
Politik dan Hukum: Dua Jalan yang Bersinggungan
Selepas reformasi, kiprah Yusril di pemerintahan terus mencuat.
Ia dipercaya mengisi berbagai posisi strategis di beberapa era presiden.
Di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid, ia diangkat sebagai Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
Kemudian di masa Presiden Megawati, Yusril kembali menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM, dan akhirnya pada era Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjadi Menteri Sekretaris Negara.
Namun, bukan hanya jabatan yang ia pegang. Yusril juga punya sejarah panjang dalam kontestasi politik.
Pada tahun 1999, hampir saja ia terpilih sebagai Presiden RI, bersaing ketat di sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Meski gagal, tekadnya tak goyah. Ia mendirikan Partai Bulan Bintang, yang merupakan kelanjutan dari Partai Islam Masyumi.
Partai ini mencerminkan semangat Yusril dalam memperjuangkan politik yang berbasis pada nilai-nilai Islam modern dan hukum tata negara yang kokoh.
Yusril juga aktif sebagai pengacara, tak jarang ia mewakili tokoh-tokoh besar seperti Joko Widodo, Ma’ruf Amin, hingga Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dari Panggung Nasional ke Diplomasi Internasional
Selain aktif di dalam negeri, Yusril sering mewakili Indonesia di berbagai forum internasional.
Baik itu di ASEAN, OKI, APEC, atau bahkan di Komisi Hak Asasi Manusia PBB. Perannya tak bisa dipandang sebelah mata, karena di balik figur akademis yang tenang, ada diplomat ulung yang paham bagaimana memperjuangkan kepentingan bangsa di kancah global.
Dengan pengalaman luas di bidang hukum, politik, dan diplomasi, tidak heran jika Prabowo mempercayainya untuk memegang salah satu posisi kunci dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Kembali Ke Panggung: Harapan di Tengah Perubahan
Kini, Yusril Ihza Mahendra kembali ke panggung pemerintahan, membawa beban dan tanggung jawab besar.
Harapan masyarakat pada penegakan hukum dan HAM di Indonesia selalu tinggi. Dengan segala pengalaman dan integritas yang telah ia bangun, akankah Yusril mampu membawa perubahan?
Akankah ia mampu menjawab berbagai tantangan hukum yang semakin kompleks di era modern ini?
Satu hal yang pasti, Yusril bukan hanya sekadar tokoh hukum biasa.
Ia adalah sosok yang tahu betul bagaimana hukum harus berfungsi sebagai pelindung hak setiap individu, sekaligus sebagai penjaga martabat bangsa.
Sejarah kariernya mencerminkan itu. Dan sekarang, ia kembali melangkah, menyiapkan diri untuk babak baru.