Mendagri : Pemimpin Diuji di Dalam Krisis

Ujian kepemimpinan itu ada di dalam krisis, bukan di saat normal.  Silahkan Pimpinan Daerah mengeluarkan jurus silat bagaimana menangani Kesehatan sebaik mungkin tapi sekaligus tidak membiarkan ekonomi tidak mandeg, tetap bergerak meskipun melambat — Tito Karnavian

MATRANEWS.id —  Depok -– Mendagri dari siang menjelang buka puasa, memonitor pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Penyanggah Ibu Kota tersebut.

Dihadapan Walikota Depok, Mohammad Idris, jajaran Forkopimda Kota Depok, Pimpinan OPD dan Camat Se- Kota Depok, Mendagri kembali menekankan, bahwa penanggulangan Covid-19 itu ibarat sebuah perang. Tapi dalam perang melawan Covid-19, lawannya tidak kelihatan.

Lawan menyerang siapa saja. Tidak kenal usia, laki-laki dan perempuan. Anak anak maupun orang dewasa. Maka karena yang berlaku

“Ujian kepemimpinan itu ada di saat krisis, bukan di saat normal.  Silahkan pimpinan daerah,  mengeluarkan jurus silat bagaimana menangani Kesehatan sebaik mungkin tapi sekaligus tidak membiarkan ekonomi tidak mandeg, tetap bergerak meskipun melambat,” ujar Tito.

Bagaimana mencegah agar jangan sampai tertular, putus mata rantai penularan. Dan ini perlu pemahaman cara penularan dan kekuatan virus itu sendiri. Dalam menghadapi Pandemi Covid-19 semua negara sudah menggunakan terminology perang.

Para ahli strategi mengatakan, “Kenali musuhmu dan kenali dirimu sendiri maka anda akan memenangi seribu pertempuran”.

Tito juga menjelaskan berdasarkan informasi dari berbagai sumber terpercaya, kekuatan Covid-19 ada di percepatan penularan dan membahayakan, karena langsung menyerang sistem pernafasan.

Namun informasi itu, ujar Tito, belum tersosialisasi dengan baik ke masyarakat. Selanjutnya perlu menggerakkan masyarakat agar saling bergotong royong memutus mata rantai penularan, dengan cara wajib mengenakan masker.

Tito menganjurkan, penggunaan masker N95 lebih baik untuk tenaga medis, sedangkan masyarakat bisa menggunakan masker kain yang terbukti mampu mencegah penularan lebih dari 80 persen.

Dalam kunjungan kerjanya ke Depok, Senin (4/5) kemarin, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga mengungkapkan,  antara Kesehatan dan Ekonomi tidak bisa zero sum game alias saling meniadakan.

Dalam pandangan Tito, kedua-duanya penting untuk ditangani secara bersama-sama.

Tito juga tidak memungkiri, Covid-19 memiliki dampak perekonomian yang besar di tanah air.  Penerimaan Pajak dari ekspor kelapa sawit dan sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan devisa menurun.

Dampaknya tentu saja, memukul anggaran daerah karena dengan sendirinya pula transfer anggaran dari pusat dan daerah turun.

Begitu juga dengan pendapatan asli daerah seiring berkurangnya aktivitas ekonomi di daerah yang terdampak.

Di sisi lain, lanjut Tito, kebutuhan belanja semakin tinggi karena pengeluaran kesehatan meningkat, kebutuhan hidup masyarakat yang dibatasi untuk keluar rumah juga memerlukan jarring pengaman sosial yang juga harus disiapkan oleh pemerintah.

Terlebih lagi Pemerintah Kota Depok yang sudah lebih dari dua pekan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) mencegah penyebaran corona yang semakin meluas di Indonesia.   “Karena ini menyangkut nyawa manusia,” ucap Tito prihatin.

“Situasinya memang dilematis. Tapi kita harus menemukan solusi bagaimana Covid-19 dapat diatasi sekaligus perekonomian tidak semakin bertambah parah,” ujar Tito.

Karena persoalan ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Antara penanganan Covid-19 atau terus menggerakkan roda perekonomian, mana yang lebih diutamakan?

“Ini tidak bisa dilihat dari perspektif zero sum game. Karena dua-duanya penting,” ujar Tito saat memberikan arahan di depan Walikota dan Forkompimda.

Dua-duanya, lanjut Tito, harus ditolong. Atur strategi keseimbangan.  Kesehatan masyarakat penting tapi ekonomi juga tak kalah penting.

 

baca juga: Menteri Dalam Negeri Kerja Keras Siapkan Gedung Diklat Seluruh Indonesia

 

Tinggalkan Balasan