Pulau Kunti di Google Trend

tangkapan layar-radar

MATRANEWS.id — Penutupan Pulau Kunti: Mengungkap Keputusan Kontroversial di Kawasan Geopark Ciletuh

Pulau Kunti, sebuah destinasi wisata yang telah lama menjadi magnet bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, kini harus ditutup bagi pengunjung.

Keputusan tersebut diumumkan setelah rapat koordinasi tata kelola Pulau Kunti dan Pantai Pasir Putih yang digelar pada akhir tahun 2023 lalu di kantor Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.

Pulau Kunti, yang terletak di kawasan Cagar Alam Cibanteng atau hutan margasatwa Cikepuh, memang telah lama menjadi salah satu daya tarik utama di Geopark Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark (CPUGGp).

Namun, keputusan untuk menutup akses ke pulau tersebut didasarkan pada pertimbangan penting terkait pelestarian ekosistem dan fungsi alaminya.

Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Kepala Resort Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Cikepuh, Kepala Bagian ESDM Pemkab Sukabumi, Badan Pengelola CPUGGp, dan pelaku usaha pariwisata di bidang terkait.

Hasil keputusan rapat menegaskan bahwa penutupan Pulau Kunti merupakan langkah yang diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap pulau dan ekosistem sekitarnya.

Pulau Kunti, yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, kini menjadi tidak dapat dijangkau oleh siapapun, baik wisatawan maupun masyarakat lokal.

Meskipun keputusan ini mengecewakan bagi banyak pihak yang ingin menjelajahi kecantikan alam dan misteri yang tersimpan di pulau tersebut, namun penutupan ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap lingkungan.

Selain Pulau Kunti, Pantai Pasir Putih juga termasuk dalam daftar lokasi yang tidak lagi dapat dikunjungi oleh wisatawan.

Kedua lokasi tersebut, meskipun menawarkan daya tarik yang luar biasa bagi para pengunjung, kini harus dijaga dan dilestarikan dengan lebih ketat sesuai dengan peruntukannya dalam kawasan Cagar Alam Cibanteng.

Dengan penutupan Pulau Kunti, kita diingatkan akan pentingnya kesadaran akan pelestarian lingkungan dan keberlanjutan pariwisata.

Meskipun akses ke tempat ini telah ditutup, semoga langkah ini akan membuka pintu bagi upaya-upaya pelestarian alam yang lebih luas, sehingga keindahan Pulau Kunti dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.

 

Tinggalkan Balasan