MATRANEWS.id — Catatan Pinggir Hamidin Tentang Arogansi versus Kedamaian
Penulis adalah (Pemerhati Terorisme dan Radikalisme Global)
****
Albert Einstein pernah membuat catatan penting , dengan mengatakan, “Peace cannot be kept by force, it can only be achieved by understanding.”
Adalah kata kata bijak, kunci bagi penyelesaian konflik, personal, regional seperti yang kini tengah dihadapi Israel, Palestina, Lebanon, Yaman dan Iran.
Konflik bahkan telah melebar sampai ke Laut Merah. Inilah realita bahwa Damai itu indah, tapi berdamai bukanlah perkara mudah.
Banyak masyarakat dunia saat ini yang tidak menyadari bahkan skeptic menganggap apa yang terjadi di Palestine dan Israel adalah urusan mereka.
Apa yang terjadi di Lebanon, Yaman, dan tetangga lainnya juga urusan mereka masing masing. Padahal dampaknya terhadap dunia sungguh luar biasa.
Urusan yang seharusnya bilateral bisa berubah menjadi regional, multilateral, dan global.
Buktinya, International Court Justice ( I CJ ) sebagai badan penegakan hukum dunia, dalam Peradilan Internasionalnya bahkan sudah memberikan rekomendasi, selanjutnya sudah pula ada pemanggilan Israel dalam Sidang Dewan Keamanan PBB.
Seakan tidak bergeming pada kecaman dunia serta kemungkinan sanksi Internasional, pada minggu minggu lalu Israel kembali melakukan serangan.
Israel masuk ke kota utara Gaza bersama tank tank dan senjata beratnya. Pemukiman di Distrik Sheik Radwan diserbu.
Masyarakat dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka, Bersamaan serangan itu, serangan udara juga dilancarkan terhadap tenda tenda pengungsian di Mesjid Al – Aqsa di Deir Al – Balah.
Akibatnya tiga orang tewas seketika dan 40 orang mengalami luka serius. Padahal di Jalur Gaza tengah itulah lebih satu juta pengungsi berlindung.
Militer Israel beralasan mereka menyerang militan yang beroperasi , pusat komando operasinya berada di Kompleks itu.
Tak pelak Hamas membantah tuduhan itu, karena belum pernah ada sejarah Hamas mengorbankan bangsanya sendiri untuk melawan Israel.
Banyak pengamat yang berkalkulasi bahwa serangan ini adalah balas dendam Israel setelah sebelumnya pada minggu lalu sebuah pesawat nir awak Hisbullah menghantam Pangkalan militer yang menewaskan empat tentara dan tujuh lainnya terluka parah.
Target sebetulnya adalah pasukan Elit Golani zisrael.
Hisbullah juga menjelasakan bahwa serangan di dekat kota Bintamina ini adalah balasan atas serangan Israel di Beirut yang menewaskan 22 tentara Hisbulah.
Hisbullah meluncurkan rudal untuk menduduki sistem pertahanan udara Israel selama serangan udara nir awak yang menyebabkan 61 orang terluka parah.
Banyak pengamat heran dan meragukan fakta ini karena selama ini peralatan militer Israel sangatlah canggih tetapi korban militer mereka terlalu banyak jatuh.
Sementara untuk Lebanon ada situasi yang menarik untuk diamati. Bahwa sejak Israel melakukan invasi darat ke Lebanon untuk menyerang Hizbullah, dan telah berkali kali terjadi bentrok disepanjang perbatasan, tentara nasional Lebanon terkesan malah minggir. Cenderung jadi penonton.
Tentara nasional Lebanon sungguh sangat dekat pada ” central of Gravity ” konflik.
Menyaksikan perang di dalam negeri sendiri, seperti pengamat. Posisi ini yang tidak mengenakkan. Tentara Lebanon sejatinya sangat dicintai oleh masyarakatnya.
Tentara dalam sejarah panjang Lebanon adalah salah satu lembaga yang menjembatani berbagai perpecahan sektarian dan problematika politik di dalam negeri.
Beberapa komandan tentara bahkan telah menjadi presiden. Komandan pada saat ini adalah Jenderal Joseph Aoun yang secara luas dianggap sebagai salah satu calon terdepan untuk turun tangan ketika parlemen yang menemui jalan buntu untuk mengisi kekosongan dua tahun dan menunjuk seorang presiden.
Namun sungguh sangat dipahami, persenjataan mereka sudah sangat tua. Tentara bahkan tidak memiliki teknologi pertahanan udara.
Negara juga sedang dihantam krisis ekonomi selama lima tahun terakhir, Tentara nasional tidak siap untuk mempertahankan Lebanon dari pemboman udara atau serangan darat oleh tentara modern seperti milik Israel.
Bagai mana kekuatan dan darimana sumber dukungan Hizbullah saat ini?
Ini juga menarik untuk diamati, bahwa selama ini diduga sumber utama uang tunai Hizbullah, menurut peneliti di AS dan di Lebanon, serta dikuatkan dengan laporan Departemen Keuangan AS, bahwa sumber uang tunai utama Hizbullah adalah Al-Qard al-Hasan, atau AQAH.
Sebuah lembaga yang menguasai perbankan Lebanon yang dioperasikan oleh kelompok garis keras, walaupun telah ditetapkan AS sebagai badan (tanpa lisensi perbankan) oleh pemerintah, inilah pendukungnya.
Para peneliti juga mengatakan sumber uang tunai lain adalah termasuk bank-bank komersial Lebanon yang telah bangkrut tetapi masih memiliki lisensi.
Tahu kelemahan ini, maka militer Israel meningkatkan serangannya terhadap para pemimpin dan fasilitas Hizbullah bulan lalu.
Yang tidak dihitung oleh Israel adalah semangat jihad dan kemampuan perang grilya yang dimiliki Hizbullah adalah yang terbaik di Kawasan.
Israel sebetulnya secara politik dalam dan luar negeri dalam keterpurukan parah. Di dunia luar dikecam, dibenci, lahir antisemitisme yang luar biasa, dan didalan negeri juga dikecam.
Mentalitas tentara drop , banyak yang disertir. Melarikan diri dari perang yang mereka sendiri menyebutnya ” biadab “.
Tapi Israel keras kepala. Betapa tidak – mungkin hanya Israelah yang secara barbar berani terang terangan menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB.
Beberapa waktu lalu mereka menyerang pasukan perdamaian PBB. Termasuk pasukan PBB Indonesia terkorban.
Di Lebanon selatan, pada malam minggu lalu pasukan PBB melihat tank-tank Israel menerobos paksa masuk salah satu posisi pasukan missi perdamaian PBB.
Persis saat bersamaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meminta PBB untuk meninggalkan daerah itu.
Kritik PBB pun disampaikan karena pasukan Israel telah berulang menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB sejak operasi darat Israel dilancarkan di Lebanon.
Lima penjaga perdamaian PBB terluka dalam serangan hari itu. Israel meningkatkan invasi darat untuk menyerang militan Hizbullah di Lebanon selatan, namun pasukan PBB yang berkekuatan 10.000 orang ikut menjadi sasaran.
Hubungan antara Israel dan PBB memburuk atas cara Israel melakukan perangnya di Gaza.
Dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Israel awal bulan ini mengatakan bahwa sekretaris jenderal PBB saat ini adalah “persona non grata di Israel”.
Nampak Israel semakin berani, karena sungguhpun *a dikecam PBB, tapi beberapa negara besar seperti Amerika tetap mendukungnya.
Dalam berbagai rilis media dan jaringan, juga terungkap bahwa Baterai THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) akan segera dikirim ke Israel beserta pasukan untuk mengawaki dan mengoperasikannya.
Ketika Iran memperingatkan Washington untuk menjauhkan pasukan militer Amerika dari Israel, Mayjen Pat Ryder, juru biara Pentagon justru mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah mengizinkan penyebaran baterai THAAD tersebut atas arahan Presiden Joe Biden.
Dia mengatakan sistem itu akan membantu memperkuat pertahanan udara Israel setelah terjadi serangan rudal balistik Iran terhadap Israel pada bulan April dan Oktober lalu.
Pengiriman sistem pertahanan rudal canggih itu tentu akan berisiko akan semakin mengobarkan potensi konflik di Timur Tengah.
Berbagai peringatan Iran yang muncul dalam postingan platform sosial X bahwa telah lama Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi mengingatkan, dan mencatat laporan sebelumnya bahwa AS sedang mempertimbangkan penyebaran tersebut.
Inilah Gambaran betapa Arogansi melawan tekat yang kuat dibentengi oleh keyakinan akan kebenaran dalam bingkai Jjihadi versus kedamaian adalah sesuatu yang sangat mahal, kecuali ada saling pengertian sebagaimana dikatakan Eistain.