Asosiasi Media Digital Indonesia Organisasi Unik

AMDI

“Ajang sosialisasi pemberdayaan yang bisa disebut gerakan non politik, lebih bernuansa socialpreneur.”

Pernyataan demikian diucapkan oleh Naufal Firman Yursak, yang merupakan anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang percepatan pembangunan di bidang relationship.

AMDI singkatan dari Asosiasi Media Digital Indonesia, merupakan lanjutan dari Forum Pimpinan Media Digital Indonesia, menyatukan semua hal di era digital, yang disebut tanpa batas.

Firman Yursak secara terus terang mengatakan hal demikian, dalam acara buka bersama pengurus AMDI (25 Mei 2018). Ia mengaku, tahu persis bahwa anggota Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI) lebih banyak anggotanya adalah para owner/pemilik media digital.

Di AMDI, garis tipis untuk memisahkan iklan dan berita ditentukan oleh manajemen “kekinian”.

Maksudnya kekinian, karena AMDI sendiri, merupakan wadah pengusaha dan atau pemilik media konvergensi, dari cetak, online hingga televisi. Sehingga garis tipis yang dalam jurnalistik demikian terasa, di AMDI, menurut Firman terasa tapi tak tampak.

AMDI, masih menurut Firman, menghimpun potensi yang ada pada pemangku media digital, yang lebih terasa bukan lambang pagar api atau fire wall, yang mencerminkan prinsip antara berita dengan iklan harus tegas dipisahkan. Iklan adalah iklan. Berita adalah berita.

“Anggota AMDI menjembatani hubungan antara kelembagaan, para stakeholder media online dengan pemerintah,” ujar Firman yang menyebut banyak para pemilik media digital itu adalah jurnalis senior.

“Ajang sosialisasi pemberdayaan yang bisa disebut gerakan non politik, lebih bernuansa socialpreneur. Saya tahu persis, karena juga sempat menjadi bagian di dalamnya,” tutur Firman Yursak berkelakar.

Secara lisan, staf khusus gubernur DKI Anies Baswedan menitip pesan kepada anggota Asosiasi Media Digital yang lain, yang merupakan Pemimpin Redaksi Media Digital untuk datang ke acara buka puasa bersama Gubernur Anies, bersama para Pemimpin Redaksi yang lain.

“Kami mengundang Pemred dari media tradisional mainstream hingga pemred media digital,” ujar Firman, yang juga merupakan pendiri dari Forum Pimpinan Media Digital Indonesia. Ia membocorkan rencana Anies yang ingin bersilaturhami dengan para pemimpin redaksi media massa.

“Kami tentu saja mengundang anggota AMDI, tapi yang berprofesi sebagai Pemred media digital, baik televisi, radio atau internet, loh,” jelas Firman.

“Kepada para senior saya, mohon masukan, kritik dan sarannya,” demikian Firman Yursak tentang jobdesknya di bidang pemerintahan DKI.

Ia pun membocorkan rencana di bulan Agustus 2018, akan menyelenggarakan Lomba Karya Jurnalis. Adapun peserta lomba adalah jurnalis media online, cetak, radio dan TV. Temanya mengenai humanisme di wilayah DKI.

Diskusi hari itu berlangsung hingga larut pada 25 Mei 2018. Dihadiri oleh S.S Budi Rahardjo (Ketua Forum Pimpinan Media Digital Indonesia) yang merupakan CEO majalah Eksekutif dan Pemred majalah MATRA, juga hadir Edi Winarto Sekjen AMDI (pemilik/CEO Editor.id) serta Harto (CEO InfoAsia) yang di AMDI sebagai Ketua Bidang Koordinasi dan sinkronisasi Antar Lembaga).

Diskusi para pemilk media digital

Tinggalkan Balasan