MATRANEWS.ID – Di tengah derasnya arus digitalisasi nasional, PT Indointernet Tbk (Indonet) kembali menegaskan perannya sebagai salah satu pionir penyedia infrastruktur digital terdepan, Jakarta (14/10/25).
Bersama anak perusahaannya, EDGE DC, Indonet resmi memperoleh fasilitas kredit senilai Rp5,5 triliun dari Bank Central Asia (BCA) untuk memperkuat ekspansi jaringan serat optik dan pembangunan pusat data (data center) berteknologi tinggi.
Donauly Situmorang, Direktur Indonet sekaligus juru bicara resmi perusahaan, menjelaskan kepada Majalah Matra bahwa pendanaan ini bukan sekadar ekspansi kapasitas, melainkan langkah konkret menuju pembangunan digital yang berkelanjutan.
“Kami memastikan seluruh pengembangan dilakukan secara efisien, ramah lingkungan, dan sesuai dengan prinsip environmental sustainability,” ujarnya.
Jaringan Bawah Tanah dan Energi Terbarukan
Dalam keterangan resminya, Indonet mengungkapkan bahwa sistem jaringan serat optik akan dikembangkan dengan metode underground fiber, yaitu jalur bawah tanah yang lebih tahan gangguan serta berumur panjang.
Pendekatan ini dinilai mampu menekan kebutuhan perawatan jangka panjang dan mengurangi dampak ekologis.
Sementara itu, fasilitas data center terbaru perusahaan, EDGE2, telah mengadopsi prinsip green data center.
Fasilitas ini menggunakan pendingin hemat energi, sistem sirkulasi udara optimal, dan menargetkan efisiensi energi dengan Power Usage Effectiveness (PUE) di angka 1.25 — salah satu yang terbaik di Asia Tenggara.
EDGE2 juga telah menggunakan 100% energi terbarukan yang disuplai langsung oleh PLN, menjadikannya pionir dalam penerapan renewable energy data center di Jakarta.
Pondasi Ekonomi Digital untuk UMKM dan Startup
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi digital, Indonet dan EDGE DC melihat peran mereka sebagai pondasi utama bagi akselerasi ekonomi digital nasional.
Merujuk pada laporan e-Conomy SEA 2024 yang memproyeksikan nilai gross merchandise value (GMV) Indonesia mencapai USD 360 miliar pada 2030, ekspansi ini diharapkan memberi dampak besar terhadap percepatan konektivitas bisnis, khususnya sektor UMKM dan startup.
“Kami menghadirkan infrastruktur cloud-ready dengan konektivitas berkecepatan tinggi dan latensi rendah, yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha di berbagai lapisan,” kata Donauly.
Selain itu, proyek tersebut diproyeksikan menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat vendor lokal, serta meningkatkan inklusi digital di berbagai wilayah.
EDGE2, Pusat Data Hyperscale di Jantung Jakarta
EDGE2 dirancang untuk memenuhi kebutuhan hyperscale dan enterprise yang kian meningkat di ibu kota.
Dengan kapasitas hingga 23 MW IT load, EDGE DC berkomitmen menjaga posisinya sebagai market leader di Jakarta.
Fasilitas ini bersifat carrier-neutral dan terhubung ke lebih dari 80 penyedia layanan internet melalui EPIX (Edge Peering Internet Exchange), memberikan konektivitas kaya sekaligus fleksibilitas tinggi bagi para klien korporat dan penyedia layanan digital.
EDGE2 juga terintegrasi secara virtual dengan EDGE1, menciptakan ekosistem data center yang efisien dan saling terhubung.
“Kami tidak hanya fokus pada kapasitas, tapi juga kualitas operasional dan pengalaman pelanggan,” jelas Donauly.
Transparansi dan Tata Kelola
Indonet menegaskan bahwa transaksi dengan BCA ini dilakukan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG) tanpa benturan kepentingan.
Seluruh alokasi dana akan diaudit secara berkala oleh auditor internal maupun eksternal independen.
“Setiap penggunaan dana mendapat pengawasan langsung dari Dewan Komisaris dan Komite Audit,” kata Donauly.
“Tujuannya agar ekspansi ini tetap sejalan dengan visi korporasi serta kepentingan para pemegang saham.”
Tentang Indonet dan EDGE DC
Sebagai perusahaan yang berdiri lebih dari tiga dekade, Indonet dikenal sebagai penyedia ekosistem digital terintegrasi mencakup konektivitas, data center, dan layanan cloud.
Anak perusahaannya, PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC), didirikan pada 2018 sebagai pusat data berlatensi rendah yang strategis di pusat kota Jakarta.
Sejak Juni 2021, Indonet telah bergabung dengan Digital Edge (Hong Kong) Ltd, bagian dari grup investasi global Stonepeak, yang kini mengelola kapasitas daya IT lebih dari 1,1 GW di sembilan negara kawasan Asia Pasifik.
Sinergi antara Indonet, EDGE DC, dan BCA menandai arah baru digitalisasi Indonesia yang tidak hanya cepat, tapi juga green and responsible.
Ketika dunia berlomba menuju transisi energi bersih dan efisiensi data, langkah Indonet menjadi bukti bahwa keberlanjutan dan teknologi bisa berjalan beriringan — bukan sekadar jargon, tapi strategi masa depan.
-
Apa tujuan utama pendanaan Rp5,5 triliun dari BCA?
→ Untuk ekspansi jaringan serat optik bawah tanah dan pembangunan data center EDGE2. -
Apa keunggulan EDGE2 dibanding pusat data lain di Jakarta?
→ Efisiensi energi, PUE 1.25, dan konektivitas 80+ ISP melalui EPIX. -
Apakah EDGE2 menggunakan energi ramah lingkungan?
→ Ya, 100% menggunakan energi terbarukan dari PLN. -
Bagaimana dampak proyek terhadap UMKM dan startup?
→ Memperluas akses digital, memperkuat infrastruktur cloud, dan menciptakan lapangan kerja. -
Siapa mitra global Indonet dalam ekspansi ini?
→ Digital Edge (Hong Kong) Ltd yang didukung oleh Stonepeak. -
Apakah ada risiko benturan kepentingan dalam transaksi ini?
→ Tidak ada; telah diaudit dan diawasi sesuai GCG. -
Bagaimana strategi Indonet dalam menjaga transparansi dana?
→ Audit berkala oleh auditor internal dan eksternal independen. -
Apa visi jangka panjang Indonet?
→ Menjadi pilar utama ekosistem digital Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. -
Bagaimana publik dapat menghubungi Indonet?
→ Melalui Syifa Sharifa, Marketing Communications, email: syifa.sharifa@indonet.id.








