Aroma Klenik Pembuktian Pesulap Merah VS Dukun

Aroma Klenik Pembuktian Pesulap Merah VS Dukun

MATRANEWS.id — Bergaul dengan hal mistik dan spiritual, sebenarnya bukan fenomena baru. Jadi ramai dan viral, baru-baru ini saja. Saat youtuber pesulap merah menguak trik dukun, yang memakai cara sulap. Kemudian si dukun mengenakan aksesoris pemuka agama.

Lagi-lagi, teori klik bait. Kalau akunnya ditonton dan ramai, maka pemilik akun itu dipasangi iklan dari youtube. Kemudian bayaran iklan itu, dinikmati sang empunya akun.

Sahut menyahut antara dukun dan yang bukan dukun, terus terjadi. Tak hanya saling safari di antara talkshow serta podcast yang banyak viewer. Para selebgram dan youtuber ini menikmati “gurih”nya silang pendapat netizen.

Sementara itu, ada kelompok dukun membuat laporan ke polisi dan saling ancam. Selebritis youtuber mengundang kyai, pemuka agama, juga dukun untuk tampil.

Eksekutif pun mendatangi kantor dukun, tapi ini urusan politik. Karena, pernah ada dukun politik yang menawarkan jasa bagi para caleg dan calon kepala daerah hingga calon presiden. Bahkan, “Kalau ada orang yang bisa bawa ke sini (calon klien) akan saya kasih 20 persen dari tarif yang ada,” ujar dia, menjanjikan fee marketing.

Dukun ini sempat menjelaskan, kemarin tarifnya untuk caleg tingkat kabupaten/kota tarifnya berkisar Rp 100 juta, tingkat provinsi Rp 200 juta. Untuk DPR pusat Rp 300 juta. Tarif lebih tinggi dipatok untuk calon kepala daerah.

Untuk bupati atau wali kota, ‘mahar’ yang harus disediakan Rp 2 miliar, sedangkan untuk calon gubernur, minimal Rp 5 miliar, tergantung wilayahnya.

“Kalau bisa bawa caleg tingkat kabupaten berarti dapet Rp 20 juta sampai Rp 40 juta dari saya, berarti kalau bawa calon bupati atau Gubernur Anda pahamlah berapa, apalagi bawa lebih dari satu,” katanya.

Paranormal atau ‘orang pintar’ dalam perpolitikan di Indonesia bukan cerita baru dan rekayasa fiksi belaka.

Baca juga :  Kadispenal TNI AL: Urgensi Modernisasi Alutsista Sangat Penting

Dalam sebutan mereka dinamai paranormal, orang pintar, ahli spiritual, atau penasehat spiritual. Di era modern, penampilan mereka, dulu dikenal angker dan menakutkan, namun kini mereka berbusana layaknya para eksekutif dan pegawai kantoran, berdasi, berjas, bahkan menggunakan mobil elit nan canggih.

Aksi mereka pun kini telah dibungkus dengan modernisasi. Dulu aksi mereka dilakukan di tempat-tempat terpencil dan terkesan ditutup-tutupi, kini mereka beraksi di hotel, gedung-gedung mewah dan tempat-tempat umum, bahkan memasang iklan baik di media cetak maupun elektronik.

Oleh sebagian orang, praktik perdukunan modern semacam ini, sangat diminati sebagai profesi yang menggiurkan untuk mendulang materi.

Terlebih lagi, setelah di-back up oleh insan pertelevisian, media elektronik bahkan dunia maya (internet), membuat aksi mereka semakin populer saja dan diminati oleh berbagai lapisan masyarakat.

Berbagai sinetron yang menampilkan dunia mistik baik secara vulgar maupun dengan kemasan religiusitas maupun singkritisme agama dengan berbagai kesyirikan, semakin mengiklankan dan “menyadarkan” masyarakat bahwa aktivitas ritual para dukun tersebut benar-benar mujarab.

Tak pelak, era teknologi modern membuat doa dan aji-aji bisa pula diluncurkan melalui jalur telepon seluler. Mereka bisa dikontak setiap saat melalui telepon genggam. Sang paranormal lantas memberikan sejumlah instruksi melalui telepon genggamnya, lalu mengirimkan doa jarak jauh.

Sudah hilangkah rasionalitas, berpikir sehat dengan berencana tentang masa depan secara akal sehat?

Apakah masyarakat kita telah kehilangan pegangan? Ataukah jangan-jangan keyakinan akan kemahakuasaan Tuhan mulai dipinggirkan, sampai-sampai kepada paranormal dan peramal kita menaruh harapan tentang masa depan?

Tiba-tiba kita dihadapkan dengan segerombolan masyarakat yang cemas dengan masa depannya. Mereka berlomba memastikan masa depan dengan cara paling mudah. Secara serentak mereka menggantungkan harapan dan obsesi kehidupan pada pihak yang sebetulnya tak memiliki basis pengetahuan yang cukup untuk mengubah hidup manusia.

Baca juga :  Kaesang Pangarep Bisnisnya Tak Hanya Pisang, Benarkah Akan Menjadi Calon Gubernur?

Selain jauh dari jangkauan akal sehat, tak selamanya upaya ini juga mujarab. Pengalaman berbagai pihak yang ditipu mentah-mentah oleh paranormal hingga merugi puluhan sampai ratusan juta menjadi bukti.

Ronny yang juga Guru Besar Tetap Bidang Kriminologi di Universitas Indonesia ini menyebutkan sejumlah bukti konkret tentang penipuan tersebut, yakni beragamnya iklan tentang klenik.

Banyak paranormal mengiklankan diri, mengaku-ngaku memiliki kesaktian dan pengalaman di dunia gaib. Bahkan ada yang berani memberikan jaminan atau semacam garansi keberhasilan setelah berkonsultasi dengan mereka.

Padahal, kata Ronny, sebenarnya mereka telah melanggar aturan hukum. Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku sekarang terdapat 3 pasal yang mengatur hal-hal yang bersifat gaib yakni pasal 545, 546, 547. Bahkan, secara eksplisit pasal 546 KUHP jelas-jelas memberikan larangan tentang hal tersebut.

Sangat disayangkan, tambah Ronny, pasal-pasal tersebut tumpul. Jerat hukumnya bolong-bolong bahkan terlalu sulit menjangkau, meskipun hanya untuk menepuk bahu pelakunya. Ancaman hukuman kepada pelaku praktik pedukunan tergolong ringan. Paling lama cuma dihukum tiga bulan penjara atau pidana denda paling banyak Rp 4.500 saja.

“Semestinya aparat penegak hukum dapat bertindak tegas. Pasal-pasal yang telah disebutkan itu mengandung delik formal yang tidak membutuhkan pembuktian,” katanya. Tanpa pembuktian pun, tutur Ronny, seseorang bisa ditangkap kalau dia mengaku-ngaku atau mengiklankan diri memiliki ilmu gaib.

Diam-diam, seorang pejabat yang biasanya naik sedan mewah, rela berjalan kaki, berbecek-becek ria, bahkan mendaki perbukitan menembus belantara tanpa merasa lelah atau takut terkena stroke atau serangan jantung.

Ia rela bersusah payah melakukan perjalanan itu demi mendatangi dukun yang dianggap sakti mandraguna di pelosok daerah yang alamatnya terpencil sekalipun.

Orang mendatangi tempat praktek paranormal, dukun klenik ataupun mereka yang lazim disebut ‘orang pintar’ itu dengan berbagai tujuan. Agar tujuan tercapai, apapun dilakukan. Karena itulah kejadian penumbalan sering terjadi sebagai persyaratan guna memenuhi keinginan tertentu.

Baca juga :  BULOG Cermati Isu Harga Beras Di Tengah Panen Yang Berlimpah

“Manusia mendatangi dukun-dukun atau paranormal yang dianggap sakti memang dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kesulitan yang melilit hidupnya membuat mereka tak mampu berpikir logis. Jalan menuju dunia lain pun ditempuh,” kata kriminolog Ronny Nitibaskara.

Di sisi lain, cobalah memahami apa yang ada di pihak orang-orang ahli ini.

Tiba-tiba kita dihadapkan dengan segerombolan masyarakat yang cemas dengan masa depannya. Mereka berlomba memastikan masa depan dengan cara paling mudah. Secara serentak mereka menggantungkan harapan dan obsesi kehidupan pada pihak yang sebetulnya tak memiliki basis pengetahuan yang cukup untuk mengubah hidup manusia.

Seorang penulis asal Amerika, John Naisbith pernah mensinyalir, salah satu penyakit kronis yang menjangkiti manusia modern adalah penyakit gaibisme.

Salah satu dimensi dari penyakit ini adalah; manusia percaya kepada Tuhan, namun mereka tidak mau terikat dengan aturan-aturan agama. Karenanya, mereka menempuh hidup menurut selera mereka dan mencari perlindungan dengan cara-cara yang menyimpang dari aturan agama seperti perdukunan dan lainnya.

Apa yang dikemukakan oleh John Naisbith tersebut kini terbukti nyata. Fenomena kehidupan sebagian masyarakat modern saat ini adalah contohnya.

Meskipun mereka hidup di tengah kemajuan teknologi dan rasionalitas dunia modern, banyak juga orang yang masih cenderung kepada “keajaiban-keajaiban” mistik sehingga terjebak dalam perdukunan dan sihir.

Kondisi inilah yang mempersubur dunia perdukunan dan paranormal. Bahkan, praktik paranormal atau dukun kini menjadi profesi.

Kini mereka berani tampil di muka umum dan memasang iklan di media cetak atau elektronik sembari memamerkan kemampuan dan kesaktiannya yang disertai gelar atau nama yang aneh, berbau magis, dan terkadang nyeleneh. Naudzubillahi mindzaalik.. (*)


Tinggalkan Balasan